Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekolah Kujang Bakal Segera Ada di Purwakarta

Kompas.com - 31/03/2017, 10:43 WIB


PURWAKARTA, KOMPAS.com
– Sekolah kujang bakal segera hadir di Purwakarta. Menghidupkan kembali kearifan lokal merupakan dasar rencana pendirian sekolah tersebut.

“Jepang negara maju sudah menciptakan mobil terbaik. Tapi kalau berkunjung ke Jepang, mereka berkata ini adalah kota penghasil pisau terbaik. Mereka memiliki identitas,” ujar Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi tentang analogi dasar rencana ini, beberapa waktu lalu.

Kujang adalah sebentuk perkakas tradisional di Tatar Sunda, yang sejarah awalnya dipakai untuk pertanian dan peralatan sehari-hari. Dedi mengaku ingin kujang muncul menjadi identitas yang kuat seperti halnya samurai di Jepang.

“Tak hanya (identitas kujang) sebagai alat pertanian tapi juga (untuk) pariwisata,” kata Dedi.

Rencananya, sekolah tersebut akan dibagi dua. Pertama, sekolah khusus untuk wisatawan mancanegara. Kedua, sekolah yang memang akan mencetak empu kujang.

Bagi ahli energi Hanson Barki, kujang memiliki energi positif yang memberikan dampak baik kepada siapa pun yang melihat apalagi memakainya.

“Ada tiga hal penting dalam pembuatan kujang. Yakni mengolah bagan, seninya itu sendiri, dan vibrasi,” ujar Hanson yang juga dilibatkan dalam rencana pendirian sekolah ini.

KOMPAS.com/RENI SUSANTI Salah satu contoh Kujang yang digunakan dalam militer. Terlihat dari bentuk ujungnya yang lancip
Vibrasi, ungkap Hanson, dibutuhkan kujang untuk memiliki kualitas seperti buatan para empu pada zaman dulu. Teknologi memungkinkan pengukuran vibrasi ini melalui aplikasi.

“(Pengukuran vibrasi) itu sudah dikembangkan di dunia kedokteran, dan kita bisa menggunakannya di sekolah kujang ini,” imbuh Hanson.

Penerapan teknologi vibrasi akan memungkinkan orang membedakan kujang bernilai tinggi laiknya buatan empu dan perkakas biasa.

Dedi pun lalu bertutur soal kujang. Perkakas ini memiliki banyak fungsi sekaligus.

Kujang bisa dipakai menyabit rumput, menggergaji, atau jadi alat pengungkit untuk membuka botol atau paku. Alat ini bisa dipakai pula laiknya linggis, golok, dan parang.

Bentuk kujang di satu sisi memperlihatkan wujud seperti bagian tamam golok, sementara di sisi lainnya bergerigi serupa gergaji.

Menurut Dedi, kujang memperlihatkan betapa lihai orang-orang pada zaman dulu mengembangkan perkakas multiguna.

“Namun kujang yang banyak dikembangkan adalah kujang berupa senjata, yang ujungnya lancip. Padahal mulanya kujang tidak lancip dan tidak berfungsi untuk membunuh,” ungkap Dedi.

Orang Sunda, lanjut Dedi, tidak membesarkan kujang untuk menjadi alat perang. Dalam sejarahnya, ujar dia, orang Sunda tidak suka perang dan mencintai kerukunan.

Bahkan, kata Dedi, pegangan kujang pada zaman dulu tidak terbuat dari kayu tetapi berbahan bambu.

Rencananya sekolah ini akan mulai dibangun berbarengan dengan pengembangan konsep desa wisata yang juga digagas pemerintahan Dedi pada tahun ini.

(RENI SUSANTI)

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Transaksi Pakai BRI, Penggemar Janji Jiwa Bisa Nikmati Promo Diskon 25 Persen dan Buy 1 Get 1 Any Drink

Transaksi Pakai BRI, Penggemar Janji Jiwa Bisa Nikmati Promo Diskon 25 Persen dan Buy 1 Get 1 Any Drink

Advertorial
4 Strategi Push Rank Arena of Valor Makin Gacor dengan Top Up di IDGame

4 Strategi Push Rank Arena of Valor Makin Gacor dengan Top Up di IDGame

Advertorial
Perkuat Kapabilitas Digital, BRI Jalin Kerja Sama dengan Tencent Cloud dan Hi Cloud Indonesia

Perkuat Kapabilitas Digital, BRI Jalin Kerja Sama dengan Tencent Cloud dan Hi Cloud Indonesia

Advertorial
IHSG Turun, Segera Manfaatkan Momentum dengan Investasi Reksa Dana di D-Bank PRO by Danamon

IHSG Turun, Segera Manfaatkan Momentum dengan Investasi Reksa Dana di D-Bank PRO by Danamon

Advertorial
Tips Liburan ke Luar Negeri ala #BRImoWorldXperience, Aktifkan Debit BRI untuk Kebutuhan Transaksi Luar Negeri

Tips Liburan ke Luar Negeri ala #BRImoWorldXperience, Aktifkan Debit BRI untuk Kebutuhan Transaksi Luar Negeri

Advertorial
Tingkatkan Kompetensi SDM, PPSDM Migas Beri Pelatihan Program Bantuan Masyarakat

Tingkatkan Kompetensi SDM, PPSDM Migas Beri Pelatihan Program Bantuan Masyarakat

Advertorial
Peringati Agenda 2030, PNM Berikan Pelatihan Literasi Keuangan Digital kepada Nasabah Mekaar

Peringati Agenda 2030, PNM Berikan Pelatihan Literasi Keuangan Digital kepada Nasabah Mekaar

Advertorial
Hidup Makin Tenang, Hadapi Risiko dengan Asuransi Pelita dari BRI Life

Hidup Makin Tenang, Hadapi Risiko dengan Asuransi Pelita dari BRI Life

Advertorial
Dukung UMKM Go Ekspor, BRI berangkatkan UMKM Kopi Bandung Gravfarm Ikuti Pameran di Amerika Serikat

Dukung UMKM Go Ekspor, BRI berangkatkan UMKM Kopi Bandung Gravfarm Ikuti Pameran di Amerika Serikat

Advertorial
Praktis! Begini Cara Daftar Tabungan Anak Online BRI Junio via BRImo

Praktis! Begini Cara Daftar Tabungan Anak Online BRI Junio via BRImo

Advertorial
Mendadak Perlu Dana Cepat untuk Bayar Rumah Sakit? Ajukan Kredit BRIguna via BRImo Sekarang!

Mendadak Perlu Dana Cepat untuk Bayar Rumah Sakit? Ajukan Kredit BRIguna via BRImo Sekarang!

Advertorial
DPRD Surabaya Inisiasi Sambung Mesra Budaya Jepang dan Jawa lewat Kelas Menulis Hanacaraka

DPRD Surabaya Inisiasi Sambung Mesra Budaya Jepang dan Jawa lewat Kelas Menulis Hanacaraka

Advertorial
PNM Berikan Ruang Bakat dan Silaturahmi Karyawan lewat Event SEHATI

PNM Berikan Ruang Bakat dan Silaturahmi Karyawan lewat Event SEHATI

Advertorial
PNM Mekaar Beri Reward Studi Banding Olahan Jamu Tradisional pada Ketua Kelompok Unggulan

PNM Mekaar Beri Reward Studi Banding Olahan Jamu Tradisional pada Ketua Kelompok Unggulan

Advertorial
Punya Lebih Banyak Fitur Menarik, Berikut Perbedaan Tabungan Anak BRI Junio dan Tabungan Konvensional

Punya Lebih Banyak Fitur Menarik, Berikut Perbedaan Tabungan Anak BRI Junio dan Tabungan Konvensional

Advertorial
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com