Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerinduan Warga Tanah Tinggi pada Jokowi

Kompas.com - 29/08/2015, 19:11 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Berkemeja putih kasual dan membagi-bagikan buku tulis, mengingatkan memori warga Tanah Tinggi, Jakarta Pusat, kepada kepemimpinan Presiden Joko Widodo saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Memori itulah yang diingat warga Tanah Tinggi ketika daerahnya kembali dikunjungi orang nomor satu di Indonesia itu, Sabtu (29/8/2015) ini.  Kehadiran Jokowi di Tanah Tinggi pun disambut antusias serta meriah oleh warga.

Pemandangan tersebut tak jauh berbeda ketika Jokowi meresmikan kampung deret maupun mengunjungi Rusun Tanah Tinggi, dua tahun lalu. Hal yang berbeda hanyalah pengamanan protokoler Presiden yang lebih ketat.

Mulyawan (48), seorang tukang ojek pangkalan mengaku kangen dengan kehadiran Jokowi di lingkungan tempat tinggalnya. Menurut dia, tak ada yang berubah dari penampilan Jokowi dua tahun lalu dan kini.

"Sudah Presiden, ternyata Pak Jokowi masih mau ke sini saja. Pak Ahok (Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama) aja sepengetahuan saya enggak pernah tuh kemari. Emang top dah Pak Jokowi," kata Mulyawan yang menemani anaknya mengambil buku tulis dan kaos pemberian Jokowi. 

Mulyawan mengaku merindukan kepemimpinan Jokowi di Jakarta. Ia mengaku senang dengan karakter Jokowi yang tidak segan langsung bersentuhan dengan rakyatnya. Selain itu, lanjut dia, Jokowi juga pandai mendekatkan diri ke warga.

"Saya kangen banget sama Pak Jokowi. Kalau dia dateng tuh, warga Tanah Tinggi langsung pada keluar semua, nyerbu dia, kayak ada magnetnya. Padahal kan udah presiden, ya. Sering-sering deh datang kemari," kata Mulyawan. 

Senada dengan Mulyawan, Saodah, warga RW 08 Tanah Tinggi ini mengaku selalu hadir ketika Jokowi datang.  Ia senang bisa mendapat kupon pembagian sembako. Sementara anaknya pun selalu mendapat buku tulis dari suami Iriana Widodo itu.

Menurut dia, karakter Jokowi yang tidak ada pada Basuki adalah rasa kedekatan dengan warga. "Pak Jokowi mah ramah ya, kalau dateng ke sini suka ngobrol, bercanda gitu. Pak Ahok juga baik, teges, tapi ya jarang ke sini," kata ibu dua anak itu. 

Ia mengaku senang Jokowi akhirnya datang kembali ke lingkungan rumahnya. Ia berharap Jokowi lebih sering lagi blusukan di ibu kota.

Sementara itu, Iwan Rosidi, tidak menyangka Jokowi kembali menyambangi Tanah Tinggi. Awalnya, menurut dia, sejak menjadi Presiden RI, Jokowi lebih banyak menghabiskan waktu di daerah-daerah.

"Kaget juga ada Jokowi ke sini. Sudah lama banget dia enggak ke sini. Pas tadi lagi keliling, orang-orang pada keluar ternyata ada Jokowi. Sekalian aja lah jualan di sini, Alhamdulillah jadi rame," kata Iwan. 

Pemukiman padat di Kampung Rawa-Tanah Tinggi selama kehadiran Jokowi pun terlihat sangat ramai. Hampir seluruh warga terlihat keluar dari rumah dan memadati jalan. Para personel kepolisian dari Polres Metro Jakarta Pusat dan Paspampres pun kesulitan mengamankan warga-warga yang ingin melihat sang Presiden dari dekat.

Benar saja, ketika Jokowi dan ibu negara pamit pulang, seluruh warga yang berbaris di pinggir jalan melambaikan tangan kepada mereka berdua. Suasana kembali normal ketika Jokowi beserta rombongan meninggalkan lokasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Megapolitan
Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Megapolitan
Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Megapolitan
Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com