Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Poso, Seperti Bara yang Tak Pernah Padam

Kompas.com - 03/06/2013, 17:23 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Komisi III DPR I Gede Pasek Suardika menilai persoalan yang ada di Poso, Sulawesi Tengah, ibarat bara yang tak pernah padam. Pasalnya, di lokasi itu kerap terjadi konflik horizontal hingga aksi terorisme. Terakhir terjadi aksi bom bunuh diri di Mapolres Poso pada Senin (3/6/2013) pagi waktu setempat.

"Poso ini seperti menyimpan bara yang tak pernah padam, berarti harus dicari sumber baranya. Poso adalah masalah serius, polisi dan BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) harus betul-betul melaksanakannya," ujar Pasek di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin.

Politisi Partai Demokrat ini menuturkan, solusi dengan kekerasan atau penambahan jumlah personel kepolisian ternyata tidaklah efektif. Buktinya, kata Pasek, kali ini aparat kepolisian yang menjadi target serangan. "Ini harus ada reorientasi ulang secara komprehensif. Jangan sampai berkali-kali menangkap dan menembak orang, berkali-kali juga bom meledak," ucapnya.

Oleh karena itu, Pasek mendesak agar program deradikalisasi total diterapkan secara khusus di Poso. Hal ini mengingat Poso tidak hanya menjadi tempat sasaran peledakan, tetapi juga menjadi tempat pelatihan kelompok teroris. "Pola dan konsep deradikalisasi itu yang harus diterapkan, mulai dari mengubah cara berpikir, ideologi, pola ekonomi, hingga kesejahteraan dan sosial perlu ditingkatkan," kata Pasek.

Diberitakan sebelumnya, bom meledak di lokasi antara pos jaga Mapolres Poso dan masjid pada pukul 08.03 Wita. Ledakan bom terjadi dua kali. Bom hanya menewaskan pelaku bom bunuh diri. Tubuh pria pelaku bom bunuh diri hancur beserta sepeda motor yang dikendarainya. Ia diduga menggunakan bom Tupperware atau bom yang diletakkan di dalam wadah plastik.

Pelaku diduga kelompok teroris Poso pimpinan Santoso yang saat ini masih buron. Polisi juga mendalami keterkaitan eksekutor bom bunuh diri dengan Basri alias Bagong alias Ayas, narapidana yang melarikan diri dari lapas Kelas II Ampana, Kabupaten Tojo Una-Una, Selawesi Tengah, April lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com