Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Densus Tangkap Kerabat Dekat Baasyir

Kompas.com - 14/05/2013, 22:40 WIB

SOLO, KOMPAS.com — Setelah menangkap seorang warga Dipotrunan RT 04 RW 11, Kelurahan Tipes, Serengan, Solo, Slamet Pilih Utomo, Selasa (14/05/2013) pagi, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror kembali menangkap seorang warga Solo. Sorenya, sekitar pukul 17.00 WIB, Tim Densus 88 menangkap seorang pria bernama Nuim Baasyir.

Nuim ditangkap Tim Densus 88 Antiteror di rumahnya di RT 3 RW 4 Joyotakan, Solo. "Tidak ada yang tahu persis kejadian penangkapannya," kata Juru Bicara Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) Endro Sudarsono. Nuim dikenal warga sebagai salah satu kerabat dekat Abu Bakar Baasyir.

Saat ditangkap, Nuim sedang berada di rumahnya. Dia ditangkap dengan disaksikan anaknya yang baru berusia tujuh tahun. Menurut dia, Tim Densus 88 langsung masuk rumah dan menodongkan pistol kepada Nuim. Densus langsung meringkus Nuim dan membawanya pergi. "Anaknya teriak histeris karena ketakutan," katanya.

Beberapa saat setelah kejadian, istri Nuim langsung melaporkan penangkapan suaminya tersebut kepada LUIS. Dijelaskan Endro, Nuim masih memiliki hubungan keluarga dengan mantan pimpinan Jamaah Anshorut Tauhid (JAT), Abu Bakar Baasyir, dan pernah aktif di JAT.

Seorang tetangga Nuim, Santi (35), mengaku menyaksikan kejadian penangkapan tersebut. Dia mengetahui adanya penangkapan dari anak-anak yang tengah bermain di kampungnya. "Ada anak-anak yang datang bilang kalau ada yang ditembak, saya ke luar," katanya.

Menurut dia, Nuim sempat mencoba memberontak saat anggota Densus 88 mencoba meringkusnya. "Sempat terdengar suara tembakan sekali, der!, karena Nuim mencoba memberontak," katanya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribun Jogja di lapangan, anggota Densus yang meringkus Nuim sebanyak tiga orang dengan mengendarai dua sepeda motor. Dua petugas yang masuk ke rumah membawa pistol.

Sebanyak dua anggota Densus 88 masuk ke dalam rumah untuk meringkus Nuim. Sementara seorang anggota lain menunggu di luar.

"Pak Nuim dibonceng di tengah, terus langsung pergi," katanya.

Kejadian tersebut berjalan sangat cepat, diperkirakan tidak lebih dari lima menit. Menurut dia, Nuim sekeluarga bukan warga asli kampung tersebut. Mereka baru datang sekitar setahun yang lalu dan dikenal sebagai keluarga yang tertutup.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com