Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Insiden di Kaltim Makin Banyak, Harus Dicari Solusi

Kompas.com - 04/05/2013, 02:55 WIB
Lukas Adi Prasetya

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Banyaknya insiden kecelakaan kapal di Kalimantan Timur, harus mendapat perhatian serius, dan cepat dicari solusinya di tingkat daerah dan pusat  Kecelakaan kapal, jangan lagi terjadi di Kaltim.

Menurut Hetifah Sjaifudian, anggota Komisi V DPR dari daerah pemilihan Kaltim, Komisi V segera membahas dengan Dinas Perhubungan Kaltim, juga ke Kementerian Perhubungan, soal kecelakaan-kecelakaan di laut dan sungai wilayah Kaltim. Juga perihal transportasi air secara keseluruhan di Indonesia, serta masalah-masalahnya.

Kaltim merupakan daerah yang cepat berkembang transportasi laut dan sungainya. Semakin banyak frekuensi lalu lintas angkutan di air. Aspek pengaturan dan pengawasan harus terus diperbaiki sesuai perkembangan, ujarnya, Jumat.

Menurut catatan Kompas, telah beberapa kali insiden kapal di Kaltim. Yang terbaru terjadi Senin (29/4/2013) lalu, di Perairan Tanjung Bara, Kabupaten Kutai Timur. Kapal tongkang Sahoya 3, usai menurunkan muatan solar di pelabuhan khusus perusahaan batubara PT Kaltim Prima Coal (KPC) di Sangatta, berlayar lagi keluar pelabuhan. Tiba-tiba Sahoya meledak, dan ledakannya segera menyambar tugboat Arya Candra, yang berada di sebelahnya. Sahoya 3 adalah kapal penyuplai BBM untuk KPC. Insiden ini menewaskan lima orang.

Sebelumnya, 17 April lalu, kapal motor Arinda tenggelam di Sungai Mahakam, Samarinda, dan menewaskan 23 orang. Pada 13 September 2012, Kapal Motor Surya Indah yang sarat penumpang tenggelam di Sungai Mahakam, Kabupaten Kutai Barat, dan menwaskan 28 orang. Lalu, 27 November 2012, Kapal Motor Mutiara Tarakan berpenumpang 120 orang, mengalami kerusakan dan sempat miring, namun semua penumpangnya selamat.

Kemudian, 3 Agustus 2012, sebuah kapal LCT (landing craft tank ) Gemilang Perkasa milik Pertamina pengangkut BBM yang sedang bongkar muatan di Dermaga Pertamina Samarinda, meledak dan terbakar. Dua anak buah kapal tewas, sedangkan dua orang lainnya luka-luka.   

"Tiga kecelakaan kapal yang di sungai, misalnya itu kan kecelakaan tunggal, tidak melibatkan kapal lain. Artinya, ada yang harus dibenahi, di sini. Misalnya kecelakaan KM Arinda, April kemarin. Jika penumpang menggunakan life jacket, jumlah korban tentu akan minimal," katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com