Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lelaki Albino Sekolahkan 6 Anak "dengan" Jambu Klutuk

Kompas.com - 19/04/2013, 07:59 WIB
Kontributor Timor Barat, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KEFAMENANU, KOMPAS.com — Keterbatasan fisik sering membuat orang merasa rendah diri dalam melakukan aktivitas di depan umum. Namun, tidak bagi Agustinus Ukat, warga Desa Taekas, Kecamatan Miomafo Timur, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur.

Ayah enam orang anak dan lima orang cucu ini mengidap albino, jenis kelainan genetik atau kelainan bawaan yang disebabkan pigmen melanin tidak diproduksi, atau hanya sedikit produksi, sehingga sebagian anggota tubuh seperti rambut, mata, dan kulit akan berubah warna menjadi putih susu atau putih pucat. Dia memiliki iris merah muda atau biru dengan pupil merah.

Meskipun begitu, kakek berusia 55 tahun ini tetap berjualan keliling jambu klutuk (jambu biji) yang dipetiknya di hutan dekat rumahnya. Setiap hari dia mulai bangun pagi sekitar pukul 06.00 Wita dan bergegas ke hutan untuk mencari jambu yang sudah matang. Jambu-jambu yang sudah dipetiknya itu kemudian dikumpulkan dan diikat menjadi beberapa ikatan, lalu digantungkan di sebuah kayu berukuran sedang.

Selanjutnya, kayu itulah yang dipakai Agustinus untuk memikul jambu. Setelah semuanya dirasa sudah beres, sekitar pukul 07.30 Wita, Agustinus pun mulai turun gunung untuk memasarkan jambu yang dijual Rp 2.000 per ikatnya.

Dagangannya itu biasa laris manis dibeli hingga pukul 15.00 atau 16.00 Wita. Dalam sehari, Agustinus mampu membawa antara 60 sampai 70 ikat, dan semua itu tergantung kekuatan fisiknya.

Kondisi tubuh albino membuat hampir sebagian besar warga Kota Kefamenanu mengenalnya. Ditambah lagi, Agustinus terkenal sebagai pribadi yang supel dan sering bercanda dengan setiap pembeli yang ditemui di sepanjang jalan. Hal itu tentu sebagai daya tarik tersendiri bagi lelaki itu kala menjaring calon pembeli.

"Kalau kita mau supaya dapat pembeli yang banyak, maka kita harus main gila (bercanda) dengan calon pembeli maupun pembeli itu sendiri. Dan itu bisa dibuktikan dengan dagangan jambu saya yang selalu laris dibeli," kata Agustinus saat ditemui Kompas.com, di Jalan Patimura, Kelurahan Aplasi, Kamis (18/4/2013) petang kemarin.

Suami dari Theresia Bani (46) dan enam orang anaknya, yaitu Irenia Ukat (27), Agriana Ukat (25), Baltasar Ukat (22), Emanuel Ukat (16), Metodius Ukat (13), dan Ramedianto Ukat (9), itu mengaku mulai menggeluti usaha jualan jambu sejak tahun 1990. "Dari hasil berjualan jambu, saya bisa menyekolahkan semua anak saya. Tiga orang sudah tamat SMA, yang satunya saat ini SMA kelas I dan yang dua lainnya masih SD," jelas Agustinus.

Agustinus juga mengaku sering mengalami kesulitan dengan penglihatannya jika terkena sinar matahari langsung pada siang hari. "Kalau cahaya matahari kena mata, saya setengah mati, sehingga untuk menyiasatinya saya selalu pakai topi," kata Agustinus.

Menurut Agustinus, berjualan jambu lebih untung ketimbang berjualan buah-buahan lain. "Setiap hari jambu yang saya bawa tidak pernah tersisa, selalu saja laku sehingga menurut saya berjualan jambu menjadi pilihan saya. Saya tidak pernah malu untuk jualan jambu keliling. Bagi saya, yang penting kerja halal," jelas Agustinus.

Agustinus juga punya impian suatu saat nanti bisa menyekolahkan ketiga anaknya sampai perguruan tinggi dengan usaha jualan jambu yang digelutinya ini. "Saat ini saya mulai menabung dari hasil jualan, untuk biaya persiapan kuliah anak saya yang nomor empat. Saya sudah bertekad kuat agar anak saya ini bisa kuliah dan menjadi sarjana agar kelak bisa mengangkat derajat keluarga dan bisa kerja di tempat yang lebih terhormat. Daripada nanti seperti bapaknya yang hanya jualan jambu," ujar Agustinus. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com