Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Batam-Rempang-Galang di Batam, Kepulauan Riau, Ajun Komisaris Soeharnoko, Senin (15/4), mengatakan, ada 14 korban yang melapor. Dua di antara mereka sudah dibuatkan visum. ”Hasilnya, ada indikasi pelecehan,” ujarnya.
Menurut Soeharnoko, polisi masih memeriksa korban. ”Kami masih mencari alat bukti lain sebelum menetapkan H, kepala sekolah, sebagai tersangka. Kalau alat buktinya ada, H pasti kami jerat,” katanya.
Soeharnoko belum bisa memastikan waktu pemeriksaan H karena polisi masih fokus memeriksa korban. ”Pasti kami periksa. Kami tidak main-main,” katanya.
Menurut Komisioner Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah Kepulauan Riau Erry Syahrial, yang mendampingi korban melapor ke polisi, pencabulan dilakukan terpisah. ”Beberapa siswi mengaku H melakukan perbuatannya dengan cara salah satu siswi dipanggil H ke ruangannya,” ujarnya.
Di kantor polisi, sejumlah korban histeris. Keluarganya pun geram kepada H, yang di antaranya menyuruh siswi mengangkat rok. Keluarga korban pun mendesak agar H dipecat.
Wakil Wali Kota Batam Rudi menyatakan, H yang dimintai keterangan menepis tudingan itu. Meski demikian, H dinonaktifkan dan ditempatkan sebagai staf di Dinas Pendidikan Batam. H sendiri sulit ditemui.
Sementara itu, Aw (60), yang menjadi guru bantu di sekolah dasar di Kecamatan Kuta Malaka, Aceh Besar, mengaku memerkosa siswi sekolah tersebut. Aw melakukan aksi itu di warungnya, di dekat sekolah.
Menurut Kepala Kepolisian Resor Aceh Besar Ajun Komisaris Besar Djadjuli, pemerkosaan oleh Aw terjadi pada Rabu (10/4) siang lalu dan dilaporkan oleh keluarga korban pada malam harinya.
Di Sampang, Jawa Timur, polisi menahan Moch Hasan Ahmad alias Ihsan (44), anggota DPRD Kabupaten Sampang, yang diduga mencabuli 3 siswi SMP dan 6 wanita lain. Modusnya, tersangka mengajak korban menikah siri sebelum berbuat asusila. Ihsan ditangkap di hotel.(RAZ/ILO/HAN)