Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enam Anggota Dewan Absen Tes Urin

Kompas.com - 02/04/2013, 14:43 WIB
Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim

Penulis

KEDIRI, KOMPAS.com - Enam dari 50 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kediri, Jawa Timur, tidak hadir dalam pemeriksaan urin yang digelar oleh Badan Narkotika Nasional setempat, Selasa (2/4/2013).

Dalam pemeriksaan yang berlangsung di kantor DPRD di jalan Soekarno Hatta itu, keenam wakil rakyat tersebut tidak hadir tanpa pemberitahuan yang jelas.

"Bukan mangkir ya, karena masih ada kegiatan di luar aja," kata Erjik Bintoro, Ketua DPRD saat menanggapi ketidakhadiran koleganya itu.

Kepala BNN Kabupaten Kediri, Abi Sutomo mengatakan, pihaknya akan memberi kesempatan dilakukannya pemeriksaan secara khusus dalam waktu yang berbeda. "Kami tidak bisa memaksa. Kami beri kesempatan untuk tes di BNN saja," katanya.

Sentot Jamaludin, salah seorang anggota dewan yang tidak hadir dalam pemeriksaan itu mengatakan, sedang menghadiri kegiatan yang digelar oleh para petani tebu. Ia berjanji akan melakukan tes urin. "Saya akan datang ke BNN," ujarnya saat dikonfirmasi wartawan.

Sementara tempat pemeriksaan itu sendiri dilakukan di depan ruang rapat paripurna lantai dua kantor DPRD. Perempuan maupun laki-laki anggota legislatif itu satu persatu menyerahkan sampel air seninya dalam wadah botol ukuran 10 mililiter.

Sempat ada seorang wakil rakyat yang memrotes soal ketiadaan air di kamar mandi tempat pengambilan urin. Alif, anggota dewan itu, menganggap tidak adanya air menyebabkan susahnya menjaga kebersihan. "Nanti (baju) saya jadi najis," protes Alif pada petugas.

Petugas menimpali dengan mengatakannya sebagai prosedur untuk menghindari tercampurnya urin dengan air. Sebagai ganti air, petugas menyediakan tisu basah untuk membersihkan sisa urin. "Jika pengambilan air seni dilakukan di kamar mandi lain, kami malah tidak bisa terima (air seni) itu, Pak," kata petugas.

Sedangkan hasil pemeriksaan, masih dalam pemantauan oleh petugas. Jika ditemukan adanya hasil yang positif, petugas akan melakukan penesuluran asal usul maupun jenis obat-obatan yang dikonsumsi. "Itu obat dari dokter atau yang lain." tegas Abi Sutomo. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com