Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Umat Hindu Gelar Melasti di Pantai Balekambang

Kompas.com - 09/03/2013, 17:03 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis

MALANG, KOMPAS.com -- Ribuan umat Hindu di Malang Raya (Kabupaten Malang, Kota Malang dan Kota Batu) Jawa Timur melaksanakan prosesi ritual Melasti jelang Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1935, di pantai Balekambang, Kabupaten Malang, Sabtu (9/3/2013). Ribuan Umat Hindu Malang Raya sejak Sabtu pagi berbondong-bondong mendatangi pantai kebanggaan warga Malang tersebut.

Di pantai pasir putih tersebut berdiri Pura Agung yang terdapat di tengah laut. Majelis Tertinggi Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Malang, I Gusti Putu Wilapa kepada Kompas.com ditemui seusai ritual Melasti mengatakan, upacara Malesti dapat disesuaikan dengan kondisi, waktu dan lingkungan setempat (desa, kala, patra).

Putu Wilapa menjelaskan, ritual Melasti bermakna membersihkan "pratime" atau benda-benda yang disakralkan itu ke laut, danau atau sumber mata air. "Jika umat bermukim dekat pantai dapat melakukan prosesi Melasti ke laut, dan bagi yang tinggal di daerah pegunungan melakukannya ke danau," katanya. Sementara untuk masyarakat yang tinggal di lokasi jauh dari laut maupun gunung, ritual Melasti dapat dilakukan ke sumber mata air terdekat.

Dalam sembahyang Melasti, umat Hindu se-Malang Raya mendatangi pantai Balekambang sembari membawa sesaji dan peralatan suci, diiringi alunan musik tradisional Bali (gamelan) yang bertalu-talu.

Menurut Putu Wilapa, prosesi Melasti ini merupakan ritual untuk memperingati pergantian Tahun Baru Saka 1935. Setelah Melasti, rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan melaksanakan upacara "Tawur Kesanga" sehari menjelang Nyepi.

Upacara "Tawur Kesanga" bermakna meningkatkan hubungan yang serasi dan harmonis antara sesama umat manusia, lingkungan dan Tuhan Yang Maha Esa. "Tawur Kesanga" yang berakhir pada petang hari, dilanjutkan dengan "Ngerupuk" yang bermakna menetralkan alam semesta agar bersih dari semua kekuatan dan pengaruh negatif "Bhutakala", yakni roh atau makluk yang tidak kelihatan secara kasat mata.

"Keesokan harinya, umat Hindu merayakan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1935 dengan melaksanakan Tapa Berata penyepian," katanya.

Menurut Putu, ada empat pantangan (larangan) yang wajib dipatuhi oleh umat Hindu selama melaksanakan Nyepi. Di antaranya tidak menyalakan lampu (Amati Geni), tidak melakukan kegiatan (Amati Karya), tidak bepergian (Amati Lelungan) serta tidak mengadakan rekreasi atau bersenang-senang (Amati Lelanguan).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com