Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa Ini Belajar di Sekolah Kumuh Berlantai Tanah

Kompas.com - 07/03/2013, 18:24 WIB
Kontributor Polewali, Junaedi

Penulis

MAMUJU, KOMPAS.com -- Dana pendidiikan 20 persen dari APBD untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, tampaknya tak banyak menyentuh sekolah pedesaan, terutama di dusun terpencil.

Misalnya di Dusun Salupattung, Desa Leling Utara, Kecamatan Tommo, Mamuju, Sulawesi Barat, puluhan siswa Sekolah Dasar Salupattang masih harus belajar di sekolah yang kumuh dan berlantai tanah. Mereka juga belajar sambil berdesak-desakan lantaran sekolah mereka tak memiliki ruangan dan meubeler yang cukup. Selain siswa, guru dan kepala sekolah juga terpaksa berkantor di teras sekolah karena tak ada ruangan.

Saat dikunjungi Kompas.com di sekolah, para siswa tampak belajar secara berdesakan dengan meja dan kursi tua yang nyaris rubuh. Kondisi ruangan yang kecil serta konstruksi bangunan kayu yang sudah tua menjadikan sekolah ini sangat memprihatinkan.

Selain kekurangan fasilitas fisik, sekolah ini juga kekurangan sumber daya manusia. Menurut Kepala SD Salupattang, Darius, para guru sekolahnya hanya ibu-ibu rumah tangga mengajar secara sukarela demi mendidik anak-anak desa yang kelak diharapkan tumbuh menjadi generasi penerus bangsa.

"Para guru sukarela yang mayoritas ibu-ibu rumah tangga ini mengajar sambil membawa anak-anak mereka ke sekolah karena tak ada yang menjaga di rumah saat mereka mengajar," ujarnya.

Lanjut Darius, kondisi bangunan yang kumuh, sempit dan berlantai tanah, membuat para siswa tidak nyaman belajar. Apalagi kalau hujan turun, sekolah ini kerap kebanjir dan becek. Kondisi SD Salupattang kontras dengan fasilitas dan gedung sekolah di kota Mamuju yang terbilang layak.

"Para siswa ini kerap iri ketika melihat fasilitas dan gedung sekolah yang mewah di kota," katanya.

Ironisnya, sekolah yang sudah berumur puluhan tahun hingga kini belum pernah tersentuh bantuan pemerintah. Bangunan yang ada saat ini seluruhnya murni swadaya masyarakat yang juga hidup serba terbatas sebagai petani kecil di sekitar lokasi sekolah.

"Hingga kini, sekolah kami belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk membenahi fasilitas gedung yang mulai hancur, termasuk meubelernya," kata Darius.

Pengawas SD Salupattang, Budiman menambahkan, anak-anak mereka terpaksa belajar dalam kondisi yang miris. "Fasilitas pendidikan minim serta guru-gurunya hanya ibu rumah tangga yang membantu secara suka rela," kata Budiman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com