Tegal, Kompas -
Ali (25), pedagang di Pasar Induk Beras Martoloyo, Kota Tegal, Minggu (3/3), mengatakan, harga beras dalam sepekan terakhir turun sekitar Rp 200 per kilogram (kg). Sebagai contoh, harga beras C4 premium dari tempat penggilingan padi turun dari Rp 7.200 per kg menjadi Rp 7.000 per kg.
Menurut dia, harga beras turun karena panen mulai berlangsung di beberapa wilayah. Dengan demikian, pasokan beras meningkat. Di wilayah Tegal, panen antara lain berlangsung di wilayah Tegal Selatan. Di Kabupaten Brebes, panen antara lain di Bumiayu dan beberapa wilayah di Pemalang.
Harga beras yang turun saat panen membuat resah petani. Ketua Gabungan Kelompok Tani Akur Tani Kelurahan Kalinyamat Kulon Asmawi mengatakan, saat ini petani di wilayahnya tengah panen. Namun, harga jual gabah turun jika dibandingkan dengan sekitar setengah bulan lalu atau awal panen.
Selama ini, petani menjual gabah dengan sistem tebas atau penjualan secara borongan di sawah. Dua pekan lalu, harga tebas gabah masih sekitar Rp 30 juta per hektar, tetapi saat ini hanya Rp 21 juta per hektar.
Asmawi memperkirakan, harga beras masih bisa turun karena panen masih akan berlangsung hingga April. Oleh karena itu, Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) harus segera menyerap gabah dan beras dari petani. Ketua Gabungan Kelompok Tani Mekar Tani Desa Pagejugan, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, Mashadi menyatakan, selama ini petani tidak pernah menikmati harga tinggi sekalipun panen.
Sementara itu, Kepala Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan, Jawa Tengah, Sugeng Riyanto mengatakan, Jawa Tengah kekurangan tenaga penyuluh pertanian. Dari kebutuhan sebanyak 8.570 orang, tenaga penyuluh yang tersedia saat ini baru 5.250 orang.