Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Produksi 15 Juta Dosis Vaksin Flu Burung

Kompas.com - 17/01/2013, 07:41 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah memutuskan segera memproduksi 15 juta dosis vaksin flu burung kelompok (clade) 2.3.2. Meski begitu, vaksinasi terhadap itik atau bebek akan menemui kendala mengingat sistem pemeliharaan itik atau bebek banyak yang berpindah tempat.

Menteri Pertanian Suswono menyatakan hal itu, Rabu (16/1/2013), seusai membuka Rapat Kerja Nasional Sektor Pertanian 2013 di Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta.

Suswono menyatakan, Kementan telah berhasil mengidentifikasi kelompok virus flu burung dalam sebulan. Selanjutnya akan membuat vaksin. Pada awal Februari 2013 1 juta vaksin flu burung 2.3.2 akan diproduksi.

Karena populasi itik nasional mencapai 46 juta ekor, produksi vaksin diperkirakan akan mencapai 15 juta dosis. Vaksin tahap awal akan diproduksi pemerintah. Selanjutnya swasta juga akan memproduksi. ”Semua vaksin akan diproduksi di dalam negeri,” tutur Suswono.

Terkait penanggulangan virus flu burung 2.3.2, Kementan sudah mengajukan tambahan anggaran Rp 221 miliar untuk program depopulasi. ”Kami berharap ada penggantian uang 100 persen untuk peternak yang bebeknya terpaksa didepopulasi,” katanya.

Suswono menyatakan, vaksinasi akan terkendala karena itik atau bebek sebagian masih dipelihara secara berpindah. Oleh karena itu, pemerintah mengimbau agar itik atau bebek dipelihara dengan pola kandang.

Tantangan lain, dengan pengandangan itik atau bebek, biaya produksi harus lebih murah. Oleh karena itu, pemerintah akan mendukung peternak untuk meringankan biaya produksi, tetapi modelnya akan dipelajari.

Suswono menyatakan, penanganan virus flu burung 2.3.2 masih bisa dikendalikan. Oleh karena itu, pemerintah tidak menetapkan kejadian luar biasa flu burung 2.3.2.

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan, usulan penambahan anggaran flu burung Kementan akan dibahas dalam rapat koordinasi pangan. (MAS)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com