Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB: Buka Kembali Kasus Munir

Kompas.com - 15/11/2012, 06:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa Navi Pillay menyerukan pengusutan tuntas semua kasus pelanggaran hak asasi manusia berat di Indonesia. Secara khusus, dia mendesak pemerintah membuka investigasi baru terkait pembunuhan aktivis HAM Munir dan menyeret auktor intelektualisnya.

”Saya telah berpesan kepada Menteri Luar Negeri Indonesia bahwa dunia luar menunggu keadilan bagi pejuang HAM Munir yang dibunuh pada 2004. Saya juga mengajukan peninjauan sidang bagi Muchdi Purwopranjono (mantan Deputi V Badan Intelijen Negara) untuk menjelaskan secara jernih tanggung jawabnya dalam kasus ini,” ujar Pillay dalam konferensi pers mengakhiri kunjungan kerjanya di Indonesia, Selasa (13/11/2012).

Menurut dia, penanganan persoalan pelanggaran HAM di Indonesia yang belum maksimal jadi perhatian khusus PBB. Selain pembunuhan Munir, Pillay juga mendesak pembentukan komisi ad hoc di bawah aturan UU No 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM untuk menginvestigasi penculikan aktivis gerakan mahasiswa pada 1997-1999.

Mantan hakim Mahkamah Kriminal Internasional ini juga mendesak pemerintah memberi perhatian serius terkait persoalan kekerasan di Papua. Pillay juga khawatir dengan pemberlakuan hukum syariat yang dianggap sewenang-wenang dan diskriminatif di Aceh.

Dalam kunjungan ke Indonesia, Pillay bertemu dengan perwakilan Ahmadiyah, Syiah, dan Kristiani di Indonesia. Dia mengingatkan, Indonesia merupakan salah satu negara demokrasi muda karena selama puluhan tahun dibayangi rezim militer. Dia mengapresiasi penandatanganan 150 (dari total 180) kesepakatan internasional soal HAM pada September lalu.

Pillay yang merupakan warga negara Afrika Selatan berdarah India itu juga mengemukakan, tidak ada satu pun negara di dunia ini yang memiliki catatan HAM bersih. ”Yang penting bagi Indonesia saat ini adalah mentransformasikan hukum-hukum HAM internasional di Indonesia ke aturan-aturan lokal di tingkat daerah,” ujarnya.

Pillay cukup memuji Indonesia yang melakukan transformasi demokratisasi dari rezim militer ke pemerintahan sipil. Pillay pun menyambut baik institusi-institusi HAM di Indonesia seperti Komnas HAM, Komnas Perempuan, dan Komnas Perlindungan Anak. (GRE)

Baca juga berita-berita Nasional lainnya:
Dipo Laporkan Tiga Kementerian ke KPK
Dipo: Laporan ke KPK Ini Suara dari PNS
Yenny Wahid Dilaporkan ke Polisi

Dan, sejumlah topik hangat, di antaranya:
Kongkalikong di Kementerian
Skandal Proyek Hambalang
Dahlan Iskan VS DPR
Geliat Politik Jelang 2014

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Nasional
Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Nasional
Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Nasional
PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

Nasional
Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

Nasional
Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Nasional
Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Nasional
Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Nasional
Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Nasional
Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Nasional
Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Nasional
297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

Nasional
Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Nasional
Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com