JAKARTA, KOMPAS.com- Konflik kembali meletup di Lampung Tengah, Provinsi Lampung, akibat masih berlangsung ketidakadilan ekonomi dan sosial. Pemerintah diminta serius membangun agar masyarakat setempat lebih sejahtera, menikmati keadilan, dan dimanusiakan.
Pendapat itu disampaikan Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Agama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Benny Susetyo, di Jakarta, Jumat (9/11/2012).
Ketika perdamaian sedang diusahakan oleh masyarakat di Way Panji, Lampung Selatan, kerusuhan justru meletup lagi di Kecamatan Bekri, Lampung Tengah. Sekelompok massa menyerang dan membakar sejumlah rumah penduduk.
Benny Susetyo mengungkapkan, ada kesenjangan serius antarkelompok masyarakat di banyak daerah di Indonesia, termasuk di lokasi konflik di Lampung.
Ketidakadilan ini mudah tersulut menjadi kerusuhan karena pemerintah lokal dan pusat gagal mengelolanya. Saat bersamaan, pemerintah juga tidak mampu memperkokoh nilai-nilai kebersamaan yang menghargai martabat manusia.
"Kita belum selesai berproses menjadi bangsa. Karena itu, dengan mudah terjadi konflik atas nama etnis, agama, atau kelompok," katanya.
Benny Susetyo meminta pemerintah untuk segera mengatasi berbagai akar masalah di Lampung. Presiden harus turun tangan untuk mendorong dialog terbuka antarsemua kelompok masyarakat di daerah rawan konflik. Pola kebijakan pembanguan jangan berorientasi sumber daya alam, melainkan harus berkeadilan dan menyentuh harkat dan martabat manusia.
Perkuat koordinasi kepolisian, kepala daerah, dan tokoh masyarakat. "Penting juga menata kembali nilai keadaban publik. Hidupkan kearifan lokal dalam mengolah konflik, termasuk dari lembaga adat," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.