Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangis Andini Iringi Pemakaman Briptu Andi Sapa

Kompas.com - 17/10/2012, 17:26 WIB
Reny Sri Ayu

Penulis

KOMPAS.com- Tangis Andini (7), nyaris tak berhenti saat mobil ambulans berwarna abu-abu yang mengangkut jenazah ayahnya, Brigadir Satu Andi Sapa (31), masuk perlahan ke halaman rumah duka di Poso Pesisir. Saat peti jenazah diletakkan di ruang tamu berukuran sekitar 4X5 meter, tangisnya makin menjadi.

Andira, adiknya yang masih berusia dua tahun, nampak seperti kebingungan melihat kerumunan orang yang bertangis-tangisan dan berebut memegang peti jenazah. Indriani Hafid (29), istri Andi Sapa yang memangku Andira, tampak berusaha keras menahan tangis.

"Buka...buka ... saya mau lihat papaku.. Papa, papa...," ujar Andini dengan suara pilu sambil terus menerus. Semua pelayat yang sudah berduka jadi makin berduka. Andini terus memanggil-manggil ayahnya sembari menatap peti jenazah di depannya.

Sesekali, tantenya yang memangkunya memeluk anak ini dan mendekapkan wajah Andini ke dadanya. Namun, tak lama kemudian Andini kembali memandangi peti jenazah, seolah ingin membuka.

Kepiluan jelas mewarnai upacara pelepasan jenazah oleh keluarga di rumah mungil berhalaman luas di Kecamatan Poso Pesisir ini. Tak hanya keluarga, ratusan pelayat yang terdiri atas keluarga, tetangga, kerabat, bertangisan dan hiteris menyambut jenazah Andi Sapa.

"Yang saya tahu, dia orang baik, sangat sopan dan hormat pada orang. Selama saya bertetangga dengan dia, belum pernah saya melihat atau mengetahui dia melakukan hal yang tidak baik. Makanya kami semua terpukul dan tidak mengerti, mengapa ada orang yang tega melakukan ini padanya," ujar Nuraeni (35) seorang tetangga Andi Sapa, dengan suara tercekat menahan sedih.

Bupati Poso Piet Inkiriwang yang memberi sambutan mewakili keluarga juga nampak tak bisa menahan emosi. Berkali-kali kata sambutannya terputus karena kesedihan dan marah atas peristiwa pembunuhan dua polisi di Poso.

Hilang saat menghadiri aqikah

Brigadir Andi Sapa dan Brigadir Sudirman adalah dua polisi yang hilang sejak 8 Oktober lalu. Keduanya akhirnya ditemukan aparat Kompi B Batalyon Infanteri 714 Sintuwu Maroso, Selasa (16/10/2012) di antara Dusun Weralulu di Desa Tokorondo, dan Dusun Tamanjeka di Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir.

Kedua mayat ditemukan terkubur dengan luka gorok di leher di dalam lubang sedalam kurang dari satu meter dengan lebar seukuran badan. Keduanya dikubur dengan posisi bertumpuk satu sama lain dengan posisi kepala satu orang berada di kaki yang lain, dan hanya menggunakan pakaian dalam. Kondisi mayat sudah bengkak dan seluruh tubuh tertutup lumpur.

Pada siang hari saat polisi ini menghilang, keduanya diketahui meminta izin menghadiri undangan aqikah di Dusun Tamanjeka. Menjelang petang, keduanya turun ke Desa Lape di wilayah Poso Pesisir, dan sempat menukar motor serta mengisi bensin.

Setelah itu, keduanya kembali menuju arah Tamanjeka. Sejak saat itulah mereka hilang kontak dan ditemukan delapan hari kemudian dalam kondisi mengenaskan.

Suara tangis Andini kian menjadi, saat mobil ambulans yang mengangkut peti berisi jenazah ayahnya mulai memperdengarkan suara sirine. Perlahan kendaraan ini berjalan meninggalkan rumah duka, menuju Kota Palopo, Sulawesi Selatan, di mana Andi Sapa akan dimakamkan.

"Papa...papa....," teriak Andini hingga Ambulans hilang dari pandangan mata.

Andini, hanyalah salah satu anak yang harus kehilangan ayah karena peristiwa kekerasan dan teror di Poso yang terus meningkat dua bulan terakhir. Semua warga Poso sepakat, kekerasan harus di hentikan, agar tak ada Andini-Andini lain yang harus meratapi kepergian ayahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com