Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudi: Media Tertentu Besar-besarkan Masalah KPK dan Polri

Kompas.com - 07/10/2012, 20:40 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Sekretaris Negara, Sudi Silalahi, menganggap kisruh hubungan Komisi Pemberantasan Korupsi dengan Kepolisian RI sebenarnya sudah mereda setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan Kapolri untuk mencari solusi. Namun, lanjutnya, media tertentu makin membesar-besarkan masalah tersebut.

"Pada saat instruksi diberikan ke Kapolri, sudah mereda. Tapi kita lihat, di media tertentu makin membesar-besarkan masalah ini," kata Sudi dalam jumpa pers di Istana Negara, Minggu (7/10/2012), tanpa merinci media mana yang dimaksudnya.

Bahkan, menurut Sudi, tudingan-tudingan tidak pantas terhadap Presiden bermunculan di sosial media seolah-olah Presiden tidak peduli akan masalah KPK-Polri tersebut.

"Presiden tidak membiarkan, presiden ambil langkah, jalankan sistem, dan sistem itu berjalan. Tidak seperti yang digembar-gemborkan orang-orang tertentu," katanya.

Sudi menjelaskan, Presiden sudah mengambil langkah sejak ketegangan antara KPK dan Polri dimulai, atau sejak Jumat, 5 Oktober 2012. Pada tanggal itu, anggota Kepolisian Daerah Bengkulu dengan dibantu Polda Metro Jaya menyambangi gedung KPK untuk menangkap seorang penyidik KPK bernama Novel Baswedan. Kepolisian menuduh Novel melakukan penganiayaan berat saat masih menjadi Kasat Reskrim Polda Bengkulu, 2004.

Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto pun menyatakan upaya penangkapan tersebut merupakan bagian dari kriminalisasi anggota KPK. Sejumlah elemen masyarakat pun mendatangi gedung KPK, menyatakan dukungannya. Mereka juga mendesak Presiden untuk bertindak. Bukan hanya itu, dukungan untuk KPK pun menggema di sosial media melalui gerakan #saveKPK atau #kemanaPresiden.

Sementara, Sudi menilai, Presiden langsung menginstruksikan Kapolri untuk mencari solusi pada hari itu juga. "Setelah sejumlah instruksi dijalankan, keadaan mereda," katanya.

Kemudian keesokan harinya, atau tanggal 6 Oktober lalu, lanjut Sudi, Presiden memimpin rapat dan melalui Menkopolhukam meminta Kapolri segera bertemu dengan pimpinan KPK. Sudi juga mengatakan tidak selamanya yang dikerjakan presiden harus diketahui lembaga swadaya masyarakat tertentu atau politisi tertentu. Dia juga menilai, masalah KPK dengan Polri ini sudah dimanipulasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

    TNI dan Perwakilan Militer Indo-Pasifik Gelar Perencanaan Akhir Latma Super Garuda Shield 2024

    Nasional
    Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

    Cegah Penyalahgunaan, Satgas Pangan Polri Awasi Distribusi Perusahaan Gula di Jawa Timur

    Nasional
    Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

    Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali, Panglima Agus Minta Bais TNI Mitigasi Ancaman

    Nasional
    Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

    Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

    Nasional
    Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

    Dinilai Berhasil, Zulhas Diminta PAN Jatim Jadi Ketum PAN 2025-2030

    Nasional
    Jokowi Bagikan 10.300 Sertifikat Tanah Hasil Redistribusi di Banyuwangi

    Jokowi Bagikan 10.300 Sertifikat Tanah Hasil Redistribusi di Banyuwangi

    Nasional
    TNI AL Latihan Pendaratan Amfibi di Papua Barat, Libatkan 4 Kapal Perang

    TNI AL Latihan Pendaratan Amfibi di Papua Barat, Libatkan 4 Kapal Perang

    Nasional
    Tengah Fokus Urus Pilkada, Cak Imin Bilang Jatim Bakal Ada Kejutan

    Tengah Fokus Urus Pilkada, Cak Imin Bilang Jatim Bakal Ada Kejutan

    Nasional
    Targetkan Sertifikasi 126 Juta Bidang Tanah, Jokowi: Presiden Baru Tinggal Urus Sisanya, Paling 3-6 Juta

    Targetkan Sertifikasi 126 Juta Bidang Tanah, Jokowi: Presiden Baru Tinggal Urus Sisanya, Paling 3-6 Juta

    Nasional
    BNPT Apresiasi 18 Pengelola Objek Vital Strategis dan Transportasi

    BNPT Apresiasi 18 Pengelola Objek Vital Strategis dan Transportasi

    Nasional
    Kemenpan-RB Harapkan Pendaftaran CASN Segera Dibuka, Instansi Diminta Kebut Isi Rincian Formasi

    Kemenpan-RB Harapkan Pendaftaran CASN Segera Dibuka, Instansi Diminta Kebut Isi Rincian Formasi

    Nasional
    Pimpinan MPR Minta Pemerintah Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

    Pimpinan MPR Minta Pemerintah Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

    Nasional
    Penyidik KPK Bawa 3 Koper dan 1 Ransel Usai Geledah Ruangan Kesetjenan DPR

    Penyidik KPK Bawa 3 Koper dan 1 Ransel Usai Geledah Ruangan Kesetjenan DPR

    Nasional
    Hakim MK Ceramahi Kuasa Hukum Partai Aceh karena Telat Revisi Permohonan

    Hakim MK Ceramahi Kuasa Hukum Partai Aceh karena Telat Revisi Permohonan

    Nasional
    Beri Pesan ke Timnas U-23, Wapres: Lupakan Kekalahan dari Uzbekistan, Kembali Semangat Melawan Irak

    Beri Pesan ke Timnas U-23, Wapres: Lupakan Kekalahan dari Uzbekistan, Kembali Semangat Melawan Irak

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com