Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hakim Ad Hoc Tipikor MA Minta Masukan dari Peradi

Kompas.com - 16/09/2012, 01:16 WIB
Tri Agung Kristanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Ketua Umum Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Otto Hasibuan mengatakan, terkait seleksi calon hakim ad hoc di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) di sejumlah daerah, Mahkamah Agung (MA) meminta masukan dari Peradi. Karena, sejumlah nama calon hakim ad hoc Pengadilan Tipikor berlatarbelakang profesi advokat.

"Peradi menerima surat dari MA, yang isinya meminta penilaian dari Peradi atas sejumlah nama advokat yang mencalonkan diri menjadi hakim ad hoc Pengadilan Tipikor," kata Otto Hasibuan di sela-sela rapat pimpinan nasional (Rapimnas) dan halalbihalal anggota Ikatan Advokat Indonesia (Ikadin), Sabtu (15/9/2012) di Jakarta. Rapimnas akan berlangsung hingga Minggu (16/9/2012).

Untuk mendapatkan masukan yang valid mengenai kualitas calon hakim ad hoc Pengadilan Tipikor yang berasal dari advokat, kata Otto yang juga Ketua Umum Ikadin, Peradi pun meminta masukan dari organisasi advokat dan advokat dari berbagai daerah. Dengan demikian, penilaian yang dilakukan terhadap calon amat obyektif.

Menurut Otto, seorang advokat berhak menjadi hakim ad hoc Pengadilan tipikor. Karena itu, tidak fair dan tak adil, jika advokat yang menjadi calon hakim ad hoc Pengadilan Tipikor dicoret, tak diloloskan, gara-gara ia pernah menangani kasus korupsi.

"Cara-cara seperti itu sebenarnya tidak boleh terjadi. Itu hanya stigma yang diberikan oleh pihak yang mengeliminir profesi advokat. Sebagai warga negara, advokat berhak menjadi hakim ad hoc Pengadilan Tipikor," kata Otto.

Secara terpisah, Sekretaris Jenderal Peradi Hasanuddin Nasution menambahkan, Peradi pun pernah tidak merekomendasikan sejumlah advokat yang ikut seleksi hakim ad hoc Pengadilan Tipikor. Dari 48 nama calon hakim ad hoc Pengadilan Tipikor di pengadilan tingkat pertama, yang berlatarbelakang advokat, Peradi tak merekomendasikan 14 nama. Menurut Hasanuddin, rekomendasi itu memperhatikan rekam jejak calon dan pengalamannya. Ini sesuai permintaan panitia seleksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Nasional
Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com