Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Ancam Blokir Jalan yang Dilewati Gubernur

Kompas.com - 08/09/2012, 21:31 WIB
Kontributor Timor Barat, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KEFAMENANU, KOMPAS.com - Ratusan warga Kelurahan Ponu, Kecamatan Biboki Anleu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur berencana akan memblokir jalan yang akan dilewati Gubernur NTT Frans Lebu Raya, Minggu (9/9/2012).

Saat itu, Gubernur Frans Lebu dijadwalkan melakukan panen padi secara simbolis di irigasi Oetepas, Ponu.

Sejumlah warga Ponu yang menghubungi Kompas.com melalui telepon menilai sangat tidak etis Gubernur Frans melakukan kegiatan pada hari Minggu.

Pasalnya sesuai kesepakatan dengan gereja setempat, warga tidak diperkenankan melakukan kegiatan apapun pada hari Minggu.

Jika warga melanggar kesepakatan itu maka mereka akan dijatuhi denda Rp 250.000.

"Warga di sini selama ini gagal tanam, gagal panen dan padi diserang hama belalang, dan itu pun tidak pernah diperhatikan sama sekali oleh pemerintah, sehingga sekarang kami sementara kelaparan, jadi tidak perlu gubernur datang untuk sekedar hanya panen simbolis," kata seorang warga, Ulu Besin Manehat.

"Apalagi sebagian warga yang memiliki blok di areal persawahan itu diminta untuk mengumpul uang Rp 1 juta dan beras 50 kilogram," tambah Ulu Besin yang diamini kawan-kawannya.

Ulu Besin menambahkan lokasi persawahan yang akan dijadikan lokasi panen simbolis itu kondisinya sangat memprihatinkan karena kekurangan air dan rusak akibat hama belalang.

"Kenapa sebelum-sebelumnya Gubernur tidak datang kesini? apakah karena tujuh bulan lagi akan diselenggarakan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT baru dia datang?" sambung Ulu Besin yang menduga kedatangan gubernur sarat tujuan politik.

Sementara itu, ketua panitia panen simbolis sekaligus Komandan Rayon Militer Ponu Kapten Nuryanto menepis adanya rencana pemblokiran jalan.

"Dan mengenai warga yang mengummpulkan uang dan beras itu bukan karena paksaan tetapi karena keinginan dari pemilik blok di sawah itu sendiri. Itupun hanya sebagian saja yang kumpul," jelas Nuryanto

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com