KOMPAS.com - "Bangun Pak Budi, bangun Pak Anto,” teriak sekelompok warga sambil membunyikan kentungan di sepanjang jalan Cereme, RT 11 RW 3, Kelurahan Mangkukusuman, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal, Rabu (1/8/2012) pukul 03.30. Alunan tabuhan kentungan dan teriakan warga menyebut satu per satu pemilik rumah beradu membentuk sebuah harmoni musik yang mampu memecah keheningan pagi itu.
Setiap tahun warga RT 11 RW 3, Kelurahan Mangkukusuman menggelar koprekan pada bulan Ramadhan. Tradisi tersebut sudah berlangsung selama 27 tahun. Dengan menggunakan alat sederhana berupa kentungan bambu, warga bergiliran keliling kampung membantu warga lainnya menjalankan ibadah puasa agar tidak terlambat sahur.
Ketua RT 11 RW 3 Kelurahan Mangkukusuman Imam Kristiawan menuturkan, koprekan berlangsung pukul 02.30 hingga pukul 03.45. Namun, mereka mulai berkumpul di pos pukul 23.00. ”Kami giliran tiap malam lima orang,” ujarnya.
Koprekan juga ramai diikuti anak-anak muda pelajar SMP dan SMA. Mereka ikut jika keesokan harinya libur sekolah.
Setiap malam warga juga menyediakan minuman dan makanan untuk peserta koprekan. Biayanya diambilkan dari iuran warga sebesar Rp 3.500 per keluarga per bulan. ”Kami ada dua iuran, Rp 4.000 per bulan per keluarga untuk sampah dan Rp 3.500 per bulan per keluarga untuk jimpitan. Uang untuk makanan diambil dari uang jimpitan,” katanya.
Koprekan tahun ini warga menggunakan sekitar 11 kentungan yang dicat merah dan putih. Kentungan sengaja dicat merah dan putih karena Ramadhan tahun ini bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan RI.
Koprekan bagi masyarakat di wilayah Mangkukusuman bukan hanya tradisi membangunkan sahur. Kegiatan itu sarat dengan kebersamaan dan semangat tolong-menolong antarwarga.
Menurut warga setempat, Atmo Tan Sidik, koprekan membuat warga terhindar dari bangun siang. Dengan demikian, mereka sahur tepat waktu sehingga dapat menjalankan ibadah puasa dengan tenang. ”Kami bersyukur, hingga saat ini belum pernah terlambat sahur,” tuturnya.
Bagi pemuda, koprekan juga jadi penyemangat untuk lebih giat menjalankan puasa. ”Senang bisa membangunkan warga untuk sahur. Jadi, lebih bersemangat,” ujar Wahyu Eko Romadhon, pelajar kelas I SMK. (WIE)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.