Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Ada Calo Penerimaan Calon Polisi?

Kompas.com - 30/07/2012, 15:47 WIB
Kontributor Makassar, Hendra Cipto

Penulis

MAKASSAR, KOMPAS.com — Menjadi anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri) memang tidak gampang. Selain rezeki, beking dan uang konon kabarnya sangat berperan penting dalam penerimaan calon siswa agar bisa diterima dan masuk di sekolah kepolisian.

Dimintai komentar tentang rumor tersebut, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan Komisaris Besar Chevy A Sopari, Senin (30/07/2012), berkilah tak ingin menarik kesimpulan tentang adanya peran "calo" dalam penerimaan siswa baru sekolah kepolisian.

Chevy langsung menegaskan bahwa tiga tersangka penerima suap dalam kasus penerimaan calon siswa sekolah kepolisian sudah menjalani pemeriksaan secara terpisah guna mengungkap sindikat percaloan di tubuh Polri. "Penanganan suatu perkara harus dilakukan secara teliti dan hati-hati. Itu dimaksudkan agar dalam kasus tersebut orang yang benar-benar bersalah yang dihukum," kilah Chevy.

Chevy lantas meminta agar publik menunggu hasil pemeriksaan yang dilakukan tim penyidik. "Pasti akan kami beber seperti apa hasil penyidikan. Penuntasan kasus ini tidak boleh terburu-buru. Sejauh ini belum ada perkembangan yang dapat dipublish," katanya lagi.

Komentar Chevy itu dilontarkan terkait kesaksian yang didapatkan Kompas.com soal proses penerimaan siswa baru polisi yang kabarnya sarat dengan kecurangan. Dalam tahapan penerimaan siswa, calon siswa Polri akan melalui beberapa tes sebelum masuk pendidikan di sekolah kepolisian. Pertama, siswa harus mendaftar dan langsung mengikuti tes berkas, selanjutnya tes parade, tes kesehatan pertama (pemeriksaan kesehatan bagian luar), tes jasmani (olahraga), tes psikologi, tes tulisan (pengetahuan umum), tes kesehatan kedua (pemeriksaan kesehatan bagian dalam), dan tes penentuan terakhir.

Setidaknya terdapat dua modus yang digunakan para calo penerimaan calon siswa Polri, yakni membayar langsung setiap pos seleksi, dan ada pula yang membayar setelah lulus dan masuk pendidikan di sekolah kepolisian. Konon, dalam modus bayar langsung, calon siswa harus menyerahkan uang kepada perantaranya untuk diberikan kepada tim penguji di tiap-tiap pos tes.

"Uang di tiap-tiap pos tes yang diberikan pun sudah dianggap mati. Bilamana tes selanjutnya gugur, maka uang yang telah diserahkan tidak bisa dikembalikan," kata sumber tersebut.

Adapun modus lulus baru bayar adalah calon siswa hanya mengikuti semua tes hingga dinyatakan lulus masuk pendidikan. Setelah lulus, calon siswa menyerahkan uang kepada sang calo, sesuai harga yang disepakati kedua belah pihak. Namun, masih kata sumber tersebut, sebelumnya "deal" pihak calon siswa harus memperlihatkan bukti kepemilikan uang kepada calo, baik dalam bentuk tunai maupun rekening. Selain itu juga, sang calo memegang jaminan, baik berbentuk rekening maupun benda.

Kesaksian ini diungkapkan pula oleh salah satu mantan calon siswa Polri yang enggan disebutkan namanya. Ia mendaftar dan mengikuti tes polisi dua periode penerimaan calon siswa Polri. Hanya, dia tidak lulus. "Saya selalu jatuh di tes tertulis. Di tes itulah, memang banyak yang gugur karena persaingan ketat. Jadi, uang yang diserahkan di tiap-tiap pos sebelumnya sudah terbilang hangus dan tidak bisa diminta kembali. Lumayan, uang yang dikeluarkan orangtuaku saat itu belasan juta rupiah. Tapi sudah ada kesepakatan sebelumnya bahwa tidak boleh ada yang keberatan jika gugur dalam tes," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com