Pengembangan Biogas di Jawa Tengah

SEMARANG, KOMPAS.com - Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya mengunjungi warga yang mengembangkan biogas sebagai energi alternatif di Desa Lopait, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Jumat (1/6). Dalam kunjungannya tersebut juga memberikan bantuan simbolis hibah biodigester untuk menghasilan energi ramah lingkungan.    

Biodigester merupakan bangunan kedap gas berbentuk kubah atau setengah bola yang menyimpan gas bio dari kotoran ternak .Dalam kunjungannya Menteri Lingkungan Hidup melihat secara langsung manfaat biogas bagi kehidupan sehari-hari.

Warga Desa Lopait sendiri mulai mengenal teknologi biogas dari awal tahun 2012.  Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Semarang mulai mengenalkan dan membantu warga memanfaatkan kotoran ternak sebagai energi terbarukan.

Seperti Sulastri (47) yang setiap hari memasak yang apinya dari energi biogas. Manfaat ekonomi dirasakannya secara langsung yaitu tidak lagi menggunakan gas LPG serta mengurangi penggunaan kayu bakar.    

Menurut Balthasar Kambuaya pengenalan dan pembangunan fasilitas biogas ini sangat strategis bagi masyarakat desa. "Dari hal kecil seperti limbah ternak atau limbah industri tahu mereka dapat berhemat dan mengurangi dampak kerusakan lingkungan," ungkap Balthasar.    

Biogas mulai dikembangkan sejak tahun 2007 pada industri kecil tahu dan dan ternak meliputi 12 kabupaten/kota di Jawa Tengah.