NANGA BULIK, KOMPAS.com — Intensifikasi budidaya pohon gaharu di Lamandau, Kalimantan Tengah, dilakukan dengan penyuntikan. Cairan inokulan atau semacam jamur disuntikkan ke dalam batang pohon yang berusia tujuh tahun sehingga panen bisa dilakukan lebih cepat.
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Lamandau Joko Marwoto di Nanga Bulik, Lamandau, Selasa (8/5/2012), mengatakan, gaharu dibudidayakan untuk dipanen resinnya. Gaharu yang disuntik akan mengeluarkan antibodi sehingga menghasilkan resin.
Sekitar dua tahun setelah disuntik atau saat pohon berusia sembilan tahun, resin sudah bisa dipanen. Gaharu yang tidak disuntik menghasilkan resin secara alami jika pohon mengalami luka, dahannya patah, atau roboh. Namun, prosesnya berjalan lama, bisa mencapai 25 tahun, bahkan 50 tahun.
Berdasarkan data Dishutbun Lamandau, saat ini setidaknya terdapat 1.940 pohon yang siap disuntik. Adapun jumlah pohon gaharu di Lamandau hampir 600.000 batang dengan luas lahan perkebunan tanaman tersebut sekitar 1.000 hektar.
"Pada masa mendatang, kami berharap Lamandau dikenal sebagai pusat gaharu nasional, bahkan untuk tingkat internasional," kata Joko.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.