Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Hektar Sawah di Pekalongan Tergenang Rob

Kompas.com - 26/04/2012, 12:30 WIB
Siwi Nurbiajanti

Penulis

PEKALONGAN, KOMPAS.com — Limpasan air laut atau rob terus menggenangi sebagian wilayah pesisir Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, seperti terlihat di wilayah RT 7 RW 7, Desa Jeruksari, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan, Kamis (26/4/2012).

Rob juga terus mengancam warga di wilayah pesisir Kabupaten Pekalongan lainnya, seperti di Desa Mulyorejo dan Karangjompo, Kecamatan Tirto. Di wilayah tersebut, rob sering muncul tanpa bisa diprediksi kehadirannya. Ratusan hektar sawah juga tidak bisa difungsikan karena rusak terendam rob.               

Ketua Paguyuban Masyarakat Pesisir Cinta Lingkungan (PMCL) Pekalongan Bangun Yudi, rob mulai menggenangi wilayah tersebut sejak sekitar lima tahun lalu. Dari tahun ke tahun, genangan rob semakin tinggi, hingga mencapai lebih dari setengah meter dan masuk ke rumah warga.

Jumlah penduduk Desa Jeruksari yang tergenang rob sekitar 7.000 jiwa, warga Mulyorejo sekitar 5.000 jiwa, dan warga Karangjompo sekitar 4.000 jiwa. Bahkan, di wilayah RT 6 RW 7 dan RT 7 RW 7, Desa Jeruksari, rob menggenangi permukiman hampir sepanjang tahun. "Di RT 7 RW 7, sepanjang tahun rob tidak pernah surut," ujar Yudi yang juga warga Desa Jeruksari.

Menurut dia, selain permukiman, ratusan hektar sawah juga tidak bisa difungsikan karena rusak terendam rob. Dari sekitar 211 hektar sawah di Desa Jeruksari, sekitar 140 hektar tidak dapat difungsikan, termasuk tanah bengkok desa. Sebagian sawah di Jeruksari dan Mulyorejo bahkan terutup eceng gondok sehingga tidak berwujud sawah lagi.

Eko Sujoko (50), warga RT 6 RW 7, Desa Jeruksari, mengatakan, rob sangat mengganggu aktivitas warga. Mereka terpaksa hidup di rumah yang dikelilingi rob. Untuk bisa keluar dari kampung halaman, warga terpaksa melintasi genangan rob atau mencari jalan setapak yang tidak tergenang air. Saat rob menggenang, para buruh batik di wilayah itu juga tidak bisa bekerja karena mereka kesulitan menjemur kain batik.             

Sebenarnya warga sudah  berupaya mengatasi rob. Menurut Bangun Yudi, upaya yang dilakukan warga antara lain dengan menanam mangrove sejak tahun 2005, mengeruk saluran air, mengadakan bersih desa setiap hari Jumat (Jumat bersih), serta membuat bank sampah, untuk mengurangi dampak banjir rob. Namun, sejumlah upaya tersebut belum membuahkan hasil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com