Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangis dan Doa untuk Sang Bupati

Kompas.com - 18/03/2012, 13:43 WIB
Ari Widodo

Penulis

DEMAK, KOMPAS.com - Doa bersama dan tahlil terus mengumandang di Pendopo Kabupaten Demak. Sembari menunggu kedatangan jenazah almarhum Bupati Demak Tafta Zani dari Batam, para pejabat dan dan staf di lingkungan Pemerintah Kabupaten Demak bersama ribuan warga yang terus berdatangan, larut dalam kekhusukan doa. Tidak sedikit dari mereka yang menitikan air mata, merasakan duka yang mendalam kehilangan sosok pemimpin yang dicintai.

Baginda Abu Sofyan (50), warga Sriwulan, Sayung, mengaku sangat kehilangan Tafta, yang dimatanya adalah sosok pemimpin Demak yang baik dan amanah. Menurut Abu, Tafta merupakan Bupati Demak terbaik yang sangat memikirkan rakyatnya dibandingkan kepentingan pribadi dan keluarganya. Setiap ada persoalan di masyarakat, Bupati langsung terjun ke lapangan. "Pak Zani bupati yang tidak banyak tingkah, beliau selalu memikirkan warganya," terang Abu.

Menurut Hasan Hamid (37), warga Trengguli, selama kepemimpinan Tafta Zani, aspek pembangunan dapat langsung dirasakan oleh masyarakat, terutama program pembanguan jalan beton. Dengan adanya jalan beton tersebut, kini transportaasi warga menjadi lancar sehingga mempermudah akses perekonomian warga yang mayoritas mengandalakan sektor pertanian. "Kami sepeninggal Pak Zani, para penerusnya bisa melanjutkan program-programnya," ujar Hasan.

Seperti diberitakan sebelumnya, Tafta Zani meninggal saat menjalankan tugas kedinasan di Kota Batam. Orang nomor satu di kota wali tersebut di duga meninggal dunia karena mendapat serangan jantung. Menurut Rudi Santosa, Kepala Bagian Humas Pemkab Demak, Bupati periode 2011-2016 itu meninggal, tadi malam sekitar pukul 22.00, usai menghadiri acara silaturahmi dengan warga Demak yang tinggal di Batam.

Sepulang dari acara tersebut, Bupati yang berangkat dari Demak ditemani istri tercinta Hermini, bersama dengan dua ajudannya, kembali ke hotel tempat menginap. Sesampainya di dalam kamar, Bupati mengeluh sakit dan oleh ajudan dilarikan ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan, namun nyawanya tidak tertolong. "Selama ini Bupati tidak pernah mengeluh sakit, kemungkinan karena kecapean," terang Rudi.

Lebih lanjut rudi menambahkan, lelaki kelahiran Magelang 9 Januari 1953 yang banyak mendapat mendapat penghargaan dari pemerintah tersebut, meninggalkan seorang istri dan tiga anak, yakni Kurniawan Hidayat, Taufik Hutomo Nugroho, dan Iqbal Nasrullah. Direncanakan, Tafta akan dimakamkan pada hari ini di komplek makam raja-raja Demak di belakang Masjid Agung Demak.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com