Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FPI: Kami Sangat Menjunjung Tinggi Hukum

Kompas.com - 18/02/2012, 11:51 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com Penolakan terhadap organisasi masyarakat Front Pembela Islam (FPI) kembali bermunculan. Banyak pihak menilai, ormas pimpinan Habieb Muhammad Rizieq bin Husein Syihab itu identik dengan aksi kekerasan.

Namun, staf hukum bidang dakwah FPI Hasbi Ibrohim mengklaim, pihaknya sangat menjunjung tinggi hukum. Selama ini, FPI bergerak langsung ke lapangan karena para penegak hukum dianggap tidak dapat diandalkan.

"FPI sangat menjunjung tinggi hukum. Ini terjadi karena masalah negeri ini kemiskinan. Sumbernya sebenarnya kenapa orang miskin? (karena) tidak tegakkan hukum, Demokrat koruptor," kata Hasbi dalam diskusi bertajuk "RUU Ormas" di Jakarta, Sabtu (18/2/2012).

Sebelum bertindak sendiri ke lapangan, kata Hasbi, pihaknya telah terlebih dahulu mengirim surat protes ke kepolisian. Misalnya, saat FPI menilai sebuah warung membuka bisnis asusila, FPI telah melaporkan warung itu ke polisi. Namun, katanya, pihak kepolisian tidak juga menindaklanjuti surat FPI itu.

"Kalau benar-benar seluruh penegak hukum jalankan kewajiban sesuai undang-undang, tanpa ada PP, tidak perlu ada FPI, tidak perlu ada ormas ini," katanya.

Hasbi juga mengatakan, sebelum turun ke lapangan, para kader FPI selalu diarahkan untuk tidak melakukan tindak kekerasan. Kalaupun pada akhirnya terjadi tindak pidana, kata Hasbi, pihaknya langsung menyerahkan kader FPI yang terlibat itu ke kepolisian.

"FPI menyerahkan langsung ke penegak hukum, yang mana yang melakukan diperiksa, mana yang melempar, ayo diproses hukum. Malah Habib Rizieq pernah dikriminalisasi," paparnya.

Hasbi juga mengklaim kalau anggota FPI tidak pernah membawa senjata tajam saat turun ke lapangan. Demikian juga saat sejumlah anggota FPI pusat dari Jakarta mendarat di Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Seperti diwartakan sebelumnya, terjadi aksi penolakan yang mengatasnamakan warga Dayak Palangkaraya saat FPI menginjakkan kaki di bandara tersebut. Aksi ini berlangsung sekitar 2,5 jam. Tidak ada korban jiwa dalam aksi tersebut. Namun, anggota FPI mengaku diancam dengan senjata tajam.

Sementara itu, Ketua Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang Ormas, Malik Haramain, menilai, tidak seharusnya FPI main hakim sendiri. FPI seharusnya menggelar aksi yang menekan pihak kepolisian, bukan menggerebek warung yang dianggap mereka melakukan perbuatan tercela.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com