Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Flu Burung Kembali Merebak

Kompas.com - 13/02/2012, 01:43 WIB

Jakarta, Kompas - Wabah flu burung di Indonesia belum tertangani dengan baik sejak wabah ini diumumkan kepada publik tahun 2004, delapan tahun lalu. Kasus-kasus pada unggas masih sering terjadi. Kematian pada manusia juga masih terjadi.

Laporan dari sejumlah daerah, hingga Minggu (12/2), menunjukkan bahwa sejumlah kasus flu burung terus terjadi. Pada awal tahun, sekitar Januari-April, ada kecenderungan jumlah kasus lebih tinggi dibandingkan dengan bulan-bulan lain. Jumlah kasus flu burung pada unggas tahun 2012 yang dilaporkan ke Kementerian Pertanian telah mencapai 50 kasus, yang tersebar di sejumlah daerah di Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Gorontalo.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro mengatakan, jumlah kasus pada awal tahun ini masih lebih rendah dibandingkan pada tahun lalu dan tahun 2010. Ia menyebutkan, jika mengambil kasus pada Januari 2012, hanya terdapat 39 kasus, sementara pada Januari 2010 terdapat 284 kasus dan pada Januari 2011 sebanyak 174 kasus.

Namun, jumlah kematian manusia di Indonesia pada awal tahun ini tergolong tinggi dibandingkan dengan negara lain. Kematian akibat flu burung (H5N1) sebanyak tiga orang dan satu orang meninggal akibat flu babi (H1N1). Di Vietnam dan Kamboja masing-masing hanya satu orang yang meninggal hingga laporan pekan lalu. Secara keseluruhan, Indonesia masih berada di peringkat teratas dalam jumlah orang yang meninggal akibat flu burung. Berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 19 Januari lalu, di Indonesia, jumlah orang meninggal akibat flu burung adalah 152 orang.

Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Soeparwoko menuturkan, jumlah kasus flu burung cenderung meningkat pada musim hujan. Awal Februari lalu, misalnya, ditemukan sejumlah kasus flu burung di Kabupaten Probolinggo, Tuban, dan Ponorogo. ”Di Probolinggo ada peternakan yang memiliki 1.200 ayam. Dari jumlah itu, ayam yang mati 134 ekor. Lalu di peternakan lain yang memiliki 300 ayam, sebanyak 106 ayam di antaranya mati.”

”Selama 2011 tidak ada korban manusia,” ujarnya. Meski begitu, jumlah daerah penularan semakin bertambah. Daerah yang semula tidak pernah dilaporkan memiliki kasus flu burung, seperti Tuban dan Ponorogo, kini terjangkit flu burung.

Dari Semarang, Jawa Tengah, dilaporkan hingga pekan lalu wabah flu burung yang menyerang unggas di delapan kabupaten/kota di Jawa Tengah menyebabkan 512 unggas mati. Kedelapan daerah tersebut adalah Kabupaten Sragen, Jepara, Cilacap, Brebes, Grobogan, Pekalongan, Wonosobo, dan Kota Tegal.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jawa Tengah Whitono di Kabupaten Semarang mengungkapkan, semua wilayah di Jateng, yaitu 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah, pernah terserang flu burung. Namun, ia mengungkapkan, dari tahun ke tahun, wilayah yang terjangkit flu burung di Jawa Tengah menunjukkan tren menurun.

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Semarang Anang Dwinanta mengungkapkan, kewaspadaan terhadap flu burung difokuskan di wilayah yang pernah terjangkit, yaitu di Kecamatan Suruh. Jika ditemukan unggas yang mati secara tidak wajar, masyarakat diimbau segera melapor ke pos kesehatan hewan yang tersebar di delapan kecamatan.

Dari Temanggung, Jawa Tengah, dilaporkan dalam lima tahun terakhir, flu burung di Kabupaten Temanggung selalu merebak dengan jumlah kematian unggas selalu di atas 1.000 ekor per tahun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com