Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TGPF Akui Ada Persoalan HAM di Mesuji

Kompas.com - 02/01/2012, 16:54 WIB
Hindra Liu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Tim Gabungan Pencari Fakta kasus Mesuji Denny Indrayana, yang juga Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia mengatakan, timnya menemukan data dan bukti-bukti yang mengarah kepada persoalan hak asasi manusia dalam kasus di Register 45 dan Desa Sri Tanjung di Provinsi Lampung, serta Desa Sodong di Provinsi Sumatera Selatan.

Atas temuan ini, TPGF akan melakukan koordinasi dengan Komisi Nasional (Komnas) Hak Asasi Manusia. "Kami akan memastikan persoalan HAM terkait pendampingan hukum, persoalan HAM soal kesehatan, HAM soal pendidikan, dan juga kependudukan, akan dituntaskan," kata Denny pada jumpa pers di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan HAM, Senin (2/1/2012).

Sebelum menggelar jumpa pers, TPGF terlebih dahulu melakukan rapat yang dipimpin Menko Polhukam Djoko Suyanto. Turut hadir dalam rapat tersebut, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, dan Kepala Polri Jenderal Timur Pradopo.

Pada jumpa pers tersebut, TGPF memaparkan lima temuan awal dan enam rekomendasi awal setelah bekerja setelah dua minggu. Temuan pertama adalah adanya sengketa lahan antara warga dengan perusahaan. Kedua, sengketa lahan sudah terjadi dalam proses yang cukup lama. Sengketa ini menimbulkan korban jiwa, korban luka, dan kerugian material.

Ketiga, kata Denny, TGPF akan melakukan mendalaman dan koordinasi yang lebih erat terkait jatuhnya korban di Desa Sri Tanjung dan Desa Sodong. "Keempat, kelompok aktor yang ada di masing-masing wilayah itu memang terdiri dari unsur masyarakat, perusahaan, pemerintah, dan aparat keamanan dengan tingkat detail keterlibatan berbeda-beda," kata Denny.

Sementara itu, temuan kelima adalah jumlah korban di tiga lokasi yang mencapai 9 orang. Ini terjadi dalam kurun periode 2010-2011. Di Register 45 dan Desa Sri Tanjung, masing-masing ada satu korban meninggal bernama Made Aste dan Djaelani. Sementara itu, di Sodong, ada tujuh korban meninggal. Ketujuhnya adalah Saktu, Indra Syafei, Hardi, Hambali, Sabar, Saimun, dan Agus Manto.

Pada kesempatan itu, Denny juga memaparkan enam rekomendasi awal. Pertama, mendorong percepatan proses hukum atas pelaku, utamanya yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa. Kedua, memberikan bantuan hukum kepada para tersangka agar proses hukumnya berjalan adil, serta mengupayakan perlindungan saksi pelapor dan korban. Ketiga, memberikan bantuan pengobatan penuh kepada korban yang masih menjalani perawatan.

Kemudian, rekomendasi keempat adalah mengantisipasi kemungkinan adanya penyebaran tenda di wilayah yang sedang mengalami masalah. "Kelima, melakukan penegakan hukum kepada para spekulan tanah yang memanfaatkan situasi, khususnya di Register 45. Keenam, terkait penggunaan pengamanan swasta, perlu dilakukan evaluasi dan kualitas kerjanya," kata Denny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com