BANDUNG, KOMPAS- Kematian Andri Wardiansyah (22), mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia, akibat penusukan di malam tahun baru, benar-benar menyentak semua pihak, termasuk pihak kampus.
Berdasarkan informasi yang dirilis kepolisian dan dihimpun kampus, pria kelahiran 10 April 1989 ini adalah seorang peniup saksofon yang sedang pulang menuju kosnya di Jalan Setiabudhi. Pada malam pergantian tahun, Sabtu (31/12/2011), dia tampil di sebuah resor di Jatinangor, Kabupaten Sumedang.
Selepas Jl Cipaganti yang tersambung dengan Jl Setiabudhi, dia diduga dikeroyok oleh pelaku lebih dari satu. Selama pergulatan itu, Andri ditusuk di dada bagian kiri yang kemungkinan menyebabkan kematiannya.
Hingga kini, belum diketahui motif kejadian tersebut. Hanya, kematian Andri benar-benar membuat pihak kampus bersedih. Pasalnya, Andri dianggap sebagai mahasiswa cemerlang yang memiliki masa depan yang cerah sebagai pengajar musik atau sebagai pemusik.
Dia adalah mahasiswa angkatan 2007 yang tengah menyusun skripsi di penghujung kuliahnya.
"Kami meminta kepolisian segera mengusut kejadian ini, menangkap pelaku, dan memberikan keadilan bagi yang ditinggalkan," kata Pembantu Rektor UPI Bidang Kemahasiswaan dan Kemitraan, Dadang Sunendar.
Pihak kampus meyakini bahwa Andri adalah korban kejahatan yang terpilih secara acak. Pasalnya, seharusnya bukan Andri yang pentas di Jatinangor tapi dia menggantikan temannya yang pulang kampung untuk liburan tahun baru.
Saat ini, jenazah sudah berada di rumah duka di Desa Sukamanah, Kecamatan Kaduhejo, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.