AMBON, KOMPAS
Bentrokan antarwarga itu terjadi sekitar pukul 01.00 WIT. Kedua belah pihak saling menuding pihak lainnya sebagai pemicu bentrokan. Salah satu pihak menyebut pihak lain melempar petasan ke rumah mereka. Adapun pihak lain menyebut pelemparan batu dari kampung sebelah sebagai pemicunya.
Lorong Kolonel Pieters di Kelurahan Ahusen, Kecamatan Sirimau dan Air Mata Cina di Kelurahan Urimessing, Kecamatan Nusaniwe tersebut, terpisah oleh Sungai Wai Batu Gajah yang lebarnya sekitar delapan meter.
Awalnya kedua kelompok warga itu hanya saling melempar batu dan petasan. Namun kemudian, panah, bom molotov, dan bom rakitan pun digunakan. Akibatnya, lima rumah warga di Air Mata Cina terbakar, dan puluhan rumah lainnya di kedua wilayah tersebut rusak atapnya karena pelemparan batu.
Selain itu, sedikitnya sebelas warga terluka akibat terkena lemparan batu, pecahan bom, panah, dan tembakan. Tiga dari sebelas korban masih dirawat di dua rumah sakit di Ambon.
Kepala Kepolisian Resor Ambon dan Pulau-pulau Lease Ajun Komisaris Besar Suharwiyono mengakui, aparat keamanan kesulitan bertindak lebih jauh dalam meredam bentrokan karena kondisi jalan yang gelap.
Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy yang mengunjungi lokasi bentrokan, Selasa siang, mengatakan akan mengupayakan bantuan untuk pembangunan kembali rumah warga. Bantuan seperti beras dan mi instan telah disalurkan.