Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lagi, Ditemukan Kerangka Orangutan Korban Pembantaian

Kompas.com - 24/11/2011, 19:20 WIB

SAMARINDA, KOMPAS.com - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur, menemukan kerangka atau tulang-belulang Orangutan korban pembantaian di Desa Puan Cepak Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara.

"Dua hari yang lalu kami berhasil menemukan kerangka yang diduga tulang belulang orangutan di Desa Puan Cepak," kata Kepala BKSDA Kaltim, Tandya Tjahyana, dihubungi melalui telepon genggamnya, Kamis (24/11/2011).

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, kerangka yang ditemukan pihak BKSDA Kaltim tersebut diduga sebagai orangutan korban pembantaian sebab pada bagian tengkorak terdapat retakan, layaknya terkena benda tumpul.

"Indikasi jika kerangka itu merupakan tulang orangutan memang ada sebab buat apa kami bawa jika tulang hewan lain. Tetapi, kami belum bisa memastikan apakah kerangka itu merupakan tulang orangutan dari hasil pembantaian sebab masih perlu dilakukan uji forensik," katanya.

Kepala BKSDA Kaltim itu menyampaikan, pembantaian orangutan tersebut tidak hanya dilihat dari proses hukum tetapi bagaimana upaya melindungi satwa langka dan dilindungi itu.

"Kita jangan melihat proses hukumnya saja tetapi yang harus dipikirkan bagaimana kedepannya agar kasus ini tidak terulang," kata Tandya Tjahyana.

Terkait terjadinya pembantaian tersebut, Tandya Tjahyana mengakui pihak BKSDA telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang perlindungan primata tercerdas setelah gorillah dan simpanse itu sebagai satwa langka dan dilindungi.

"Sosialisasi telah kami lakukan sejak lama bukan hanya di sekitar areal perkebunan sawit tetapi juga kepada seluruh masyarakat namun pembantaian terhadap orangutan tetap saja terjadi," ungkap Tandya Tjahyana.

Kerangka diduga orangutan tersebut pertama kali ditemukan oleh beberapa wartawan yang melakukan investigasi ke Desa Puan Cepak Kecamatan Muara Kaman pada Jumat (28/10/2011).

Kerangka diduga orangutan itu kemudian diserahkan ke Pusat Penelitian Hutan Tropis (PPHT) Universitas Mulawarman untuk diteliti. Berdasarkan hasil pemeriksaan, kerangka tersebut akhirnya dipastikan sebagai tulang orangutan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com