PONTIANAK, KOMPAS.com — Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdhatul Ulama Imdadun Rahmat mengemukakan, masih ada lembaga yang menganggap bahwa pluralisme adalah penyatuan agama. Anggapan yang seperti ini akan menghambat pembangunan Indonesia yang terdiri atas banyak suku, bahasa, agama, dan keyakinan.
Demikian disampaikan Rahmat saat menjadi pembicara dalam seminar "Meneguhkan Toleransi demi Menjaga Keutuhan NKRI" di Kota Pontianak, Kalbar, Sabtu (1/10/2011).
"Walaupun angkanya kecil, hanya 2 persen sampai 10 persen, rupanya penelitian di Pontianak dan Kubu Raya menunjukkan masih ada kelompok intoleran. Ditambah masih ada lembaga yang menolak pluralisme, ini patut diwaspadai," kata Rahmat.
Rahmat mengatakan, toleransi amat penting terus ditumbuhkan dan dipelihara di Indonesia. "Kita hidup berdampingan dengan banyak suku, agama, keyakinan, dan bahasa yang berbeda. Sikap intoleran akan menjadi masalah bagi bagi bangsa kita," kata Rahmat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.