Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Puasa, Peredaran Uang Palsu Marak

Kompas.com - 21/07/2011, 16:33 WIB

BANJARMASIN, KOMPAS.com - Peredaran uang palsu terutama pecahan Rp 100 ribu di Kalimantan Selatan menjelang Ramadhan 1432 Hijriyah cukup meresahkan warga Banjarmasin.

Pengusaha mie di Banjarmasin, Fadhlan, Kamis (21/7/2011) mengatakan, dalam dua hari berturut-turut dia mendapatkan uang palsu sebanyak Rp 600 ribu saat tagihan ke beberapa pasar di Banjarmasin.

Menurut dia, uang palsu tersebut merupakan uang pecahan Rp 100 ribu yang fisiknya sama persis dengan uang asli, sehingga sulit dikenali melalui mata telanjang.

"Pada saat tagihan saya sudah meneliti satu persatu, bahkan membandingkan dengan uang asli, ternyata tetap saja dapat yang palsu," katanya.

Uang tersebut baru diketahui palsu, kata dia, setelah ditanyakan ke Bank Kalsel dan dilihat dengan alat pendeteksi. "Awalnya petugas bank juga tidak menyangka bila uang tersebut palsu, setelah dilihat dengan alat pendeteksi uang, baru diketahui kalau uang tersebut palsu," katanya.

Beberapa pedagang di Pasar Lima kini juga mengaku khawatir untuk melakukan transaksi karena telah sering mendapatkan uang palsu yang bisa membuat mereka bangkrut.

"Kita mendapatkan satu lembar uang palsu Rp 100 ribu saja, maka keuntungan kita bisa habis," kata salah seorang pedagang jagung.

Secara kasat mata, lembaran uang palsu Rp 100 ribuan tersebut terlihat sama dengan yang asli, baik warna, kertas juga menggunakan garis hologram.

Bahkan garis tipis mengkilat yang informasinya hanya ada diuang asli juga ada di uang palsu, satu-satunya ciri fisik yang membedakan adalah bila disorot dengan santer tidak terlihat tulisana Bank Indonesia.

Selain itu, bila diamati lebih teliti, warna angka Rp 100 ribu dipojok bawah,sedikit agak merah dibanding dengan uang asli, tetapi perbedaannya cukup samar, begitu juga dengan kertasnya, uang palsu sedikit agak mengkilat, tetapi hampir tidak ada perbedaan dengan uang ratusan baru.

Humas Bank Indonesia Banjarmasin Andi Widianto mengatakan, biasanya peredaran uang palsu menjelang Ramadhan dan Idul Fitri terjadi peningkatan, karena konsumsi masyarakat meningkat seiring dengan peningkatan kebutuhan masyarakat.

Untuk itu, tambah dia, BI kini juga terus meningkatkan sosialisasi tentang uang palsu baik fisiknya dan bagaiaman cara mengatasinya.

"Kami juga menghimbau agar masyarakat lebih waspada dan bila menemukan uang palsu segera melaporkan kepada aparat terkait, agar segera bisa ditindaklanjuti," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com