Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Bensin Eceran Satu Botol, Rp 6.000

Kompas.com - 17/05/2011, 22:11 WIB

SAMARINDA, KOMPAS.com - Harga bensin eceran di Samarinda, Kalimantan Timur, dijual Rp 6.000 per botol, yang beratnya kurang dari 1 liter. Dari pantauan hingga Selasa (17/5/2011) petang, antrean bahan bakar minyak di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum masih terus dipadati puluhan kendaraan baik roda dua maupun roda empat.

"Saya terpaksa membeli bensin eceran karena SPBU Gunung Lipan Samarinda Seberang, tutup akibat kehabisan bensin. Padahal, penjual bensin eceran tersebut berada di depan SPBU," ungkap Beni, warga Samarinda Seberang.

Warga Samarinda kata dia, merasa heran terjadinya antrean BBM di sejumlah SPBU, sementara penjual bensin eceran justru semakin marak.

"Jika SPBU buka, harga bensin eceran Rp 5.500 tetapi kalau tutup penjual eceran juga memanfaatkan dengan menaikkan Rp 6.000 per botol. Isinya sudah jauh berkurang dan tidak cukup lagi satu liter namun mau apalagi daripada harus mengantre hingga berjam-jam di SPBU," kata Beni.

Antrean BBM di sejumlah SPBU di Samarinda yang sudah berlangsung sejak sepekan terakhir, membuat sejumlah warga terpaksa membeli bensin eceran.

"Walaupun harganya mahal dan takarannya jauh berkurang tetapi saya lebih memilih membeli bensin eceran dibanding harus mengantre," kata seorang warga lainnya, Firman.

Dia mengatakan, biasanya membeli bensin di SPBU Rp 15.000 dan tangki motor sudah penuh tetapi jika membeli eceran Rp 20.000 baru penuh. Maraknya penjual bensin eceran di tengah kesulitan warga mendapatkan BBM di SPBU, membuat warga merasa heran.

"Kalau memang BBM dibatasi atau langka, mengapa justru penjual bensin eceran semakin menjamur. Mestinya, pemerintah tahu sebab sangat merugikan warga," kata Firman.

Sebelumnya, Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Polresta Samarinda, Komisaris I Nyoman Mertha Dana mengatakan, polisi akan menyelidiki kemungkinan adanya penimbunan terkait terjadinya antrean BBM di sejumlah SPBU di kota itu.

"Tidak menutup kemungkinan adanya oknum atau pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan situasi seperti ini dengan melakukan penimbunan," ungkap I Nyoman Mertha Dana.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com