10 Srikandi Bersepeda dari Jakarta ke Jepara

Jakarta, Kompas - Untuk memperingati Hari Kartini, 10 perempuan dari berbagai profesi akan bersepeda dari Jakarta ke Jepara, Jawa Tengah, menempuh jarak sekitar 605 kilometer. Kegiatan ini akan dimulai Rabu (13/4) pagi ini dan direncanakan dilepas Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari.

Tense Manalu, salah seorang penggagas dan peserta Srikandi Bike 2 Work to Jepara mengatakan, perjalanan selama tujuh hari ini akan melintasi sejumlah daerah, antara lain Purwakarta, Subang, Sumedang, Cirebon, dan Pekalongan. Pesepeda kemudian akan melanjutkan perjalanan melintasi Kendal, Semarang, Demak, dan berakhir di Jepara. Di Jepara peserta akan melakukan berbagai kegiatan, seperti pembagian buku untuk perpustakaan, kampanye hijau dengan melakukan penanaman pohon, kampanye bersepeda, dan membersihkan Museum Kartini.

”Di setiap kota yang dilintasi, komunitas sepeda akan bergabung dengan kami menyemarakkan kegiatan ini,” kata Tense Manalu.

Menurut Tense, setelah melalui seleksi terhadap wanita berusia 25-45 tahun, akhirnya terpilih 10 orang yang akan mengikuti kegiatan ini, yakni Tense Manalu, Lucy Iskandar, Rahma, Aristy, Rahmi, Rita Ilyasa, Meika Manullang, Evie Permatasari, Seklie, dan Rini.

Mereka terdiri atas beragam profesi, seperti sekretaris perusahaan swasta, aktivis lembaga swadaya masyarakat, dokter ahli bedah, ibu rumah tangga, karyawati, dan Rahma yang merupakan atlet tunarungu dan tunawicara.

Tense mengatakan, sebelum perjalanan dimulai, mereka telah berlatih di tanjakan dan jalan datar, seperti Jakarta-Bogor, Jakarta-Bandung, Jakarta-Merak, Jakarta-Karawang, dan berbagai rute lainnya. ”Selama dua bulan kami berlatih untuk menyesuaikan dengan kondisi medan yang sesungguhnya,” kata Tense Manalu.

Toto Sugito, perintis Bike To Work mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk mengampanyekan sepeda sebagai alat transportasi yang menyehatkan dan ramah lingkungan, serta bersepeda tidak harus dilakukan lakilaki.

Setelah rencana perjalanan Jakarta-Jepara ini menyebar, kata Toto Sugito, banyak perempuan yang tertarik. Namun, karena waktu persiapan yang terbatas harus menyesuaikan dengan peringatan Hari Kartini, permintaan untuk bergabung dari sejumlah kalangan,terpaksa ditolak.

”Melihat besarnya animo untuk mengikuti kegiatan ini, kami berharap kegiatan ini bisa rutin dilaksanakan setiap tahun,” kata Toto. (THY)