Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerakan Menanam 1 Miliar Pohon Didukung

Kompas.com - 01/12/2010, 12:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com  - Pidato Presiden SBY yang menekankan pentingnya tindakan nyata dalam upaya penyelamatan lingkungan dalam acara Gerakan Menanam 1 Miliar Pohon di Jatiluhur, Jawa Barat, mendapat tanggapan positip dari berbagai kalangan.

Menurut Ketua Umum Humanika, Andrianto, tindakan tersebut merupakan bukti konkret Indonesia dalam upaya menyelamatkan lingkungan. "Gerakan itu sangat bagus buat kita dan perlu didukung,” katanya kepada wartawan di Jakarta, Senin.

Selain itu, menurut Andri, gerakan ini sekaligus untuk menepis kampanye Greenpeace tentang kondisi lingkungan Indonesia. Dengan kata lain, pengkritik tidak lagi memiliki celah memutarbalikkan fakta terkait kondisi hutan di Indonesia.

"Faktanya, persoalan lingkungan di Indonesia bukan karena penebangan hutan tetapi karena pencemaran lingkungan oleh perusahaan-perusahaan asing. Ini merupakan penegasan Presiden SBY terhadap kritikan yang sering berlindung di belakang data dan fakta palsu," tegas dia.

Dijelaskan Andri, selama ini Greenpeace kerap mendiskreditkan kondisi lingkungan Indonesia. "Kita dituduh merusak lingkungan dengan menebangi hutan. Padahal, kerusakan lingkungan itu paling parah disebabkan perusahaan tambang milik asing," tambahnya. Itu sebabnya, Andri berharap agar pihak yang kerap memutarbalikkan fakta perlu ditindak.

"Gerakan ini (menanam pohon) akan tidak bermakna sepanjang masih ada upaya perusakan hutan oleh perusahaan tambang. Terpenting lagi, jangan sampai permainan perusakan lingkungan ini diputarbalikkan faktanya," katanya.

Dihubungi terpisah, ekonom senior Pande Raja Silalahi menilai, kehadiran Greenpeace di Indonesia pada dasarnya tidak memiliki peranan nyata dalam upaya penyelamatan lingkungan. Mereka hanya melontarkan wacana. Padahal, yang dibutuhkan saat ini adalah tindakan nyata dan bertanggungjawab.

"Kita sudah tahu bagaimana cara menyelamatkan lingkungan," katanya. Menurut Pande, dalam hal pelestarian lingkungan, Indonesia tidak perlu digurui.

Dia menambahkan, LSM asing jangan hanya teriak-teriak saja dan mendesak negara berkembang seperti Indonesia untuk menyelamatkan lingkungan. Padahal, justru yang bertanggungjawab adalah Eropa karena sejak lama menghasilkan emisi karbon.

"Kalau memang ingin dijadikan sebagai paru-paru dunia, harus bayar ke Indonesia. Jangan hanya mendesak Indonesia menyelamatkan lingkungan tanpa kompensasi apapun," kata dia.

Pande menekankan, dalam upaya penyelamatan lingkungan, hal yang paling diperlukan adalah komitmen. Salah satunya, seberapa besar kontribusi kita mengurangi emisi karbon dengan cara menanam pohon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com