Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bandara Waioti Jadi Bandara Frans Seda

Kompas.com - 09/08/2010, 16:42 WIB

MAUMERE, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Freddy Numberi, Senin (9/8/2010) di Maumere meresmikan pergantian nama Bandar Udara Waioti di Maumere, Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur menjadi Bandara Frans Seda.

Selain meresmikan pergantian nama Bandara Waioti, Menhub juga melakukan peresmian pergantian nama Pelabuhan Laut Sadang Bui menjadi Pelabuhan Lorens Say yang ditandai dengan penandatanganan dua prasasti masing-masing satu untuk bandara dan satu untuk pelabuhan laut.

Menhub mengatakan, penghargaan yang diberikan kepada dua tokoh Sikka itu sebagai hal yang wajar, untuk menunjukkan kepada generasi muda bahwa perlu belajar untuk menghargai para tokoh atau pejuang yang telah membaktikan diri untuk daerah dan bangsa ini.

Frans Seda adalah ekonom dan politisi nasional. Semasa hidupnya pernah memangku jabatan penting seperti Menteri Perhubungan dan Menteri Keuangan, sementara Lorens Say adalah mantan Bupati Sikka dua periode (1967-1977).

Pergantian nama bandara Waioti tersebut berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan nomor: KP.301 Tahun 2010 tertanggal 11 Juni 2010, sedangkan pergantian nama Pelabuhan Sadang Bui menjadi Pelabuhan Lorens Say berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan nomor: KP.302 Tahun 2010.

Gubernur NTT Frans Lebu Raya mengatakan pergantian nama bandara dan pelabuhan laut ini merupakan bentuk penghargaan dari pemerintah pusat terhadap dua putra terbaik asal Sikka. "Saya percaya, kita semua mengenal siapa itu Frans Seda dan Lorens Say dengan baik. Mereka telah menyumbangkan gagasan, pikiran-pikiran yang cerdas untuk membangun daerah dan bangsa ini," katanya.

Gubernur berharap, dua tokoh ini bisa menjadi panutan bagi generasi muda saat ini untuk bangkit dan berjuang agar kelak bisa tampil menggantikan para pendahulu mereka.

Ny Yohana Seda, istri almarhum Frans Seda mengatakan, Bandara Waioti memiliki jasa yang sangat besar bagi NTT khususnya masyarakat di Pulau Flores. Saat peristiwa bencana tsunami di Maumere pada 1992 misalnya, semua lalu lintas darat putus dan Bandara Waioti menjadi satu-satunya pintu masuk bagi semua pihak untuk memberikan bantuan bagi para korban bencana alam.

"Bisa dibayangkan kalau pada saat itu tidak ada Bandara Waioti. Para korban akan mengalami penderitaan yang sangat panjang karena bala bantuan tidak segera tiba," katanya.

Ia mengakui, pertama menginjakkan kaki di Bandara Waioti pada 1961, saat itu Frans Seda menjabat sebagai anggota DPR-GR/MPRS. Saat pesawat mendarat, landasan pacu masih dalam kondisi seadanya. Di sekitar bandara masih dipenuhi semak belukar dan banyak pepohonan.

Ketika Frans Seda dipercaya untuk menjadi Menteri Perhubungan Kabinet Dwikora yang disempurnakan pada 1964, dirinya selalu mengingatkan agar daerah-daerah harus dibangun bandara-bandara kecil agar bisa mendukung transportasi antar daerah. "Bandara Waioti juga diberi perhatian dan hari ini jauh lebih baik dan bisa didarati pesawat berbadan lebar. Kita harus bangga karena bandara ini banyak sekali berjasa," katanya.

Yohana juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah bersepakat mengabdikan nama almarhum Frans Seda menjadi nama bandara di Maumere, Flores.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com