Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Habis Dana Aspirasi, "Terbit" Rumah Aspirasi

Kompas.com - 05/08/2010, 12:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Usulan mengenai dana aspirasi memang telah menghilang. Kini, muncul usulan baru: pembentukan rumah aspirasi. Setiap anggota Dewan akan mendapatkan dana tahunan sekitar Rp 200 juta untuk mengelola rumah aspirasinya. Tujuannya, sebagai kantor anggota Dewan di setiap daerah pemilihannya untuk mengumpulkan aspirasi konstituen. Wacana ini kembali menimbulkan pro dan kontra.

Direktur Indonesia Budget Center Arif Nur Alam mengatakan, fraksi maupun anggota DPR yang mendesak dana rumah aspirasi telah merendahkan institusi parlemen. "Mereka yang meminta 200 juta (rupiah) per anggota merendahkan institusi parlemen. Juga menunjukkan sikap anggota DPR yang aji mumpung mengeksploitasi duit rakyat," kata Arif.

Wacana rumah aspirasi awalnya dilontarkan oleh Badan Urusan Rumah Tangga DPR. Menurut BURT, realisasi dana aspirasi sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 mengenai MPR, DPR, DPD dan DPRD.

Tak hanya dari kalangan eksternal, anggota Dewan juga tak semuanya setuju dengan pengadaan rumah aspirasi itu. Anggota Fraksi Partai Golkar, Bambang Soesatyo, mengatakan, dirinya tidak setuju dengan gagasan anggaran untuk rumah aspirasi.

"Wacana ini telah mengaduk-aduk emosi rakyat dengan persoalan uang untuk kebutuhan anggota DPR. Sebaliknya, rakyat melihat kita (DPR) tidak militan melindungi kepentingan rakyat, saat para ibu tangga harus menghadapi kenaikan harga kebutuhan pokok dan ketika jutaan keluarga diteror ledakan kompor gas," ujar anggota Komisi III ini.

Menurutnya, ide rumah aspirasi memang bagus, tetapi tak harus direalisasikan dengan menggunakan anggaran negara. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menyerap aspirasi tanpa harus membangun sebuah rumah khusus.

"Sekarang kita bisa berkomunikasi ke seluruh pelosok Tanah Air kapan saja kita mau. Kalau setiap anggota DPR bisa me-manage konstituennya dengan baik, penyerapan aspirasi justru akan lebih mudah dan cepat. Misalnya dengan telepon seluler atau e-mail. Jadi, untuk sekadar menyerap aspirasi konstituen, tak harus dengan forum tatap muka di rumah aspirasi," kata Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

    KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

    Nasional
    Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

    Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

    Nasional
    Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

    Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

    Nasional
    Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

    Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

    Nasional
    Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

    Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

    Nasional
    Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

    Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

    Nasional
    Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

    Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

    Nasional
    Hanya Ada 2 'Supplier' Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

    Hanya Ada 2 "Supplier" Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

    Nasional
    Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

    Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

    Nasional
    KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

    KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

    Nasional
    Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

    Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

    Nasional
    KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

    KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

    Nasional
    Soal 'Presidential Club' Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

    Soal "Presidential Club" Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

    Nasional
    KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

    KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

    Nasional
    KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

    KPU Ungkap 13 Panitia Pemilihan di Papua Tengah yang Tahan Rekapitulasi Suara Berujung Dipecat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com