Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Sudah Berubah

Kompas.com - 15/06/2010, 06:10 WIB

  Pengantar Redaksi

”Pemimpin itu role model, pembuat keputusan. Pemimpin itu pasti bikin kesalahan karena pemimpin itu harus bikin keputusan. Kalau sampai pemimpin tidak bikin keputusan, enggak ada yang bisa dikerjakan. Diem saja, status quo,” ujar Direktur Utama PT Pertamina (Persero) pada awal jabatannya.

Komitmen untuk bekerja profesional dan tanpa pamrih membawa bahtera Pertamina. Namanya mulai menghangat saat DPR gerah dan kalang kabut menyusul surat protes Pertamina yang dikirimkan kepada Komisi VII DPR. Pertamina kecewa karena dalam rapat dengar pendapat dengan direksi, awal Februari 2009, anggota DPR seperti mengadili jajaran direksi baru.

Bisa jadi banyak pihak yang gerah dengan komitmen Karen pada awal kepemimpinannya. Karen menyatakan, dia tidak akan menoleransi segala bentuk intervensi yang merugikan perusahaan dan negara.

Mbak Karen, kenapa Pertamina yang jauh lebih dahulu lahir dibandingkan perusahaan minyak bumi Malaysia, Petronas, kinerjanya tidak sebaik Petronas?

(Djoko Prabowo, djoko.sapuan@gmail.com)

Pertamina baru bergerak sebagai korporasi selama tujuh tahun, yaitu ketika menjadi PT Pertamina (Persero). Sebelumnya Pertamina adalah badan negara untuk menjamin ketersediaan energi di Indonesia. Anda bayangkan dalam tiga tahun terakhir ini saja kami sudah menaikkan produksi minyak sekitar 43.000 BOPD (barrel oil per day), kami sudah memiliki lapangan offshore yang ternyata setelah akuisisi dari perusahaan asing malah meningkat produksinya. Kita juga sudah cukup percaya diri untuk berekspansi ke luar negeri. Belum lagi di hilir, bisa dilihat perbaikan pelayanan SPBU yang meningkat jauh yang tentu didukung oleh peningkatan keandalan kilang dan fasilitas distribusi. Ini kami tempuh hanya dalam tujuh tahun.

Sebagai korporasi pun Pertamina tidak terlalu mendapatkan privilege dari pemerintah walaupun merupakan perusahaan nasional, berbeda dengan Petronas yang selain merupakan perusahaan juga merupakan regulator di negaranya. Kalau diibaratkan dalam pertandingan, Pertamina hanya pemain, sementara Petronas adalah pemain sekaligus wasit. Dengan kondisi seperti ini saja, Pertamina berhasil maju pesat. Ini menunjukkan bahwa Pak Djoko justru dapat bertepuk dada di depan Petronas bahwa putra- putri bangsa bapak dapat membuat Pertamina lebih hebat dibandingkan bangsa asing.

 Apakah Anda bisa kendalikan semua intervensi parpol?

(Yuhanif, Taman Pegangsaan Indah, Jakarta)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com