Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sistem Kasta di Bali Perlu Diluruskan

Kompas.com - 20/05/2010, 17:34 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Dosen Filsafat Universitas Indonesia, Saraswati Dewi, menilai bahwa sistem kasta di Bali perlu diluruskan untuk menciptakan kesatuan berbagai golongan masyarakat di Bali. "Kasta itu dulunya digunakan Belanda supaya mudah memisahkan bangsa Indonesia," katanya, Kamis (20/5/2010) di Gedung Joeang 45, Jakarta.

Ia bercerita, dulu Belanda memakai politik devide et impera untuk memecah kerukunan yang sudah terjalin di Bali dengan menggunakan sistem kasta. "Sistem kasta itu sengaja untuk menjauhkan raja dengan rakyatnya," ungkap perempuan yang juga berasal dari Bali tersebut.

Di hadapan perwakilan pemuda se-Indonesia dalam diskusi "Menyoal Identitas Bangsa" untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional itu, Saras menjelaskan bahwa ada masalah dalam pemahaman konsep kasta di masyarakat Bali.

Menurut Saraswati, tradisi Hindu Bali sebenarnya tidak mengenal kasta. Yang ada adalah warna. Warna merupakan penggolongan individu berdasarkan kemahirannya atau pilihan bebas. Sementara itu, kasta berasal dari bahasa Latin, "castus" yang berarti "murni". Hal ini menekankan pada manusia, statusnya ditentukan berdasarkan darah atau secara herediter.

"Bali itu antarkelompoknya sangat rukun, masyarakatnya hidup berdampingan, janganlah lagi meneruskan peninggalan kasta dari penjajah itu," ujarnya tegas.

Penghentian kesalahpahaman terhadap konsep kasta ini dinilai penting bagi kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara, terlebih di daerah Bali yang hukum adatnya lebih kuat daripada hukum positifnya. Kesatuan yang tercipta di tingkat daerah ini diharapkan mampu membawa kesatuan ke tingkat yang lebih luas lagi, yakni tingkat nasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com