Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musim Kemarau Ini Diramalkan Lebih Kering

Kompas.com - 07/04/2010, 23:54 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Petani diminta menyesuaikan pola tanam dalam menghadapi musim kemarau, karena diperkirakan lebih kering dibanding tahun-tahun sebelumnya.

"Petani terutama di daerah yang selama ini mengandalkan tadah hujan untuk pengairan sawahnya, diminta menyesuaikan pola tanamnya," kata Kepala Dinas Pertanian DIY Nanang Suwandi, Rabu (7/4/2010).

Ia mengatakan pada musim kemarau lahan pertanian yang sulit mendapatkan air lebih baik tidak menanam padi terlebih dulu, melainkan menanam palawija.

"Kami mengimbau petani menyiapkan strategi pola tanam pada musim kemarau, misalnya di sawah tadah hujan lebih baik ditanami palawija atau tanaman lain yang cepat panen," katanya.

Menurut dia, pada musim kemarau DIY selalu mengalami kekeringan. Namun diharapkan tidak sampai mengganggu produktivitas padi maupun bahan pangan lainnya.

"Tanaman pertanian yang tidak membutuhkan banyak air dan cepat panen harus menjadi pilihan untuk ditanam di lahan yang kekurangan air," katanya.

Ia mengatakan Dinas Pertanian setiap tahun memiliki program untuk menanggulangi kekeringan, dengan dukungan dana dari anggaran yang diusulkan pada APBD Perubahan.

Nanang menyebutkan lahan pertanian di sejumlah wilayah di empat kabupaten di DIY yang rawan kekeringan pada musim kemarau di antaranya Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul, Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman, Kecamatan Temon Kabupaten Kulonprogo, serta Kabupaten Gunungkidul bagian Selatan.

"Di wilayah-wilayah tersebut pada setiap musim kemarau dipastikan mengalami kekeringan, dan jika kemaraunya panjang, kondisinya semakin parah," katanya.

BMKG Yogyakarta memperkirakan musim kemarau 2010 akan lebih kering dari sebelumnya, atau paling kering dalam 30 tahun terakhir, dan dampaknya sangat terasa bagi sektor pertanian.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Yogyakarta Tonny Agus Wijaya mengatakan saat ini curah hujan hanya 85 persen dari curah hujan normal.

"Kondisi itu akibat pengaruh pemanasan global dan distribusi awan yang tidak merata selama musim kemarau," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com