Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selamatkan Belimbing Demak

Kompas.com - 09/12/2009, 21:06 WIB

DEMAK, KOMPAS.com- Pemerintah Kabupaten Demak saat ini berupaya keras membangkitkan kembali ikon buah segar belimbing. Buah belimbing saat ini pamornya anjlok, dan diperkirakan tinggal 20 persen saja pohon belimbing yang masih dipelihara petani dari total jumlahnya pernah mencapai 71.500 pohon.

Sejak 2005, komoditas belimbing ditinggalkan oleh petani. Mereka beramai-ramai beralih ke pohon jambu delima merah, setelah diketahui pohon jambu itu bisa menghasilkan panen minimal 120 kg per tahun untuk satu pohon. "Produksi yang menggiurkan dengan harga jual rata-rata Rp 6.000 per kg," kata Kepala Seksi Holtikultura Dinas Pertanian Kabupaten Demak, Djoko Budhiono, Rabu (9/12) di Demak.

Djoko Budhiono mengatakan, bila belimbing Demak pernah jaya era 1990-an dan sempat menjadi buah kesayangan yang pernah selalu tersaji di Istana Presiden, kini belimbing ditinggalkan petani maka petani. Saat petani beralih ke jambu delima, puluhan ribu pohon belimbing ditebang dan lahannya ditanami pohon jambu.

Untuk itu, pihaknya kini berupaya keras untuk mengembalikan pola budidaya belimbing supaya buah bersegi lima yang warnanya cerah kuning dengan daging empuk dan rasa manis itu tidak punah. Caranya, akan segera dilakukan penyebaran benih pohon belimbing untuk petani di sentra-sentra belimbing yang dulu pernah jaya.

Petani di Demak, Atmin mengaku, dulu pernah memiliki pohon belimbing sampai 25 pohon. Namun kini pohon belimbing sudah ditebang dan diganti pohon jambu. Dengan menanam pohon jambu, pihaknya bisa panen jambu per pohon minimal 70 kg per tahun.

"Kalau harga jual minimal Rp 6.000 per kg saja, pendapatan dari panen jambu itu mencapai Rp 420.000 per pohon. Sekarang saya memiliki 25 pohon jambu dengan usia rata-rata empat tahun dan bisa panen terus selama enam bulan," kata Atmin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com