Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Luka Tujuh Orang, Pemeriksaan Tim Labfor Dilanjutkan Senin

Kompas.com - 15/03/2009, 16:48 WIB

GRESIK, KOMPAS.com — Korban luka akibat ledakan tungku peleburan baja di workshop I pabrik pengecoran baja PT Barata Indonesia yang berlokasi di Jalan Veteran 241 Gresik bertambah menjadi tujuh orang. Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Gresik Ajun Komisaris Fadli Widiyanto, Minggu (15/3), menyatakan korban itu adalah Hermawan (36), Dharmawan (27), Sudjiono (44), Heri Suprapto (45), Edi Kurniawan (21), Edi Susanto (53) dan Suranta.

Polisi masih belum bisa menyimpulkan penyebab ledakan sebab tim laboratorium forensik Kepolisian Daerah Jawa Timur baru akan melanjutkan penyelidikan dan olah tempat kejadian perkara pada Senin (16/3). Pemeriksaan tim Labfor pada Sabtu (14/3) lalu belum tuntas karena terkendala kondisi lokasi bekas ledakan yang masih basah. Tim Labfor akan mengambil sampel pecahan ledakan dan meneliti penyebab ledakan.

Polisi baru memeriksa tiga saksi dan belum bisa menentukan siapa yang bertanggung jawab. "Apakah ledakan terjadi akibat kelalaian atau yang lain belum bisa disimpulkan. Agar dapat data lebih rinci kami akan memeriksa para korban yang kini masih dirawat di rumah sakit. Mereka akan kami mintai keterangan bila sudah dinyatakan sehat dan sudah tidak syok," katanya.

Ledakan terjadi di lokasi pabrik pengecoran baja PT Barata Indonesia di Jalan Veteran 241 Gresik. Fadli Widiyanto menjelaskan, pada Jumat (13/3) sekitar pukul 17. 00 di workshop I tungku peleburan baja kapasitas 10 ton meledak. Diameter tungku itu 1 meter kedalamannya 1,8 meter. Analisis awal menyebutkan ada bahan baku yang masih mengandung air atau oli atau masih ada bahan mengandung tekanan udara yang dimasukkan ke dalam tungku dengan panas 1.500 derajat sehingga mengakibatkan ledakan.

Kondisi workshop I untuk pengecoran rusak parah setelah terjadi dua kali ledakan. Ledakan menimbulkan getaran hingga radius 50 meter, dan suaranya terdengar dari radius 2 kilometer. Atap setinggi 30 meter di ruang workshop jebol berantakan.

Sejumlah karyawan sempat dirawat di instalasi gawat darurat akibat ledakan yakni Dharmawan (27), warga Surabaya; Edi Kurniawan (21), warga Lamongan; dan Sujiono (44), warga Jalan Awikoen Madya Kebomas Gresik. Mereka mengalami luka bakar dan lecet-lecet akibat terkena serpihan kaca. Edi Susanto (53), warga Menganti Gresik, dan Suranta diizinkan pulang setelah sempat dirawat.

Kepala Divisi Peleburan PT Barata Indonesia Syafik menjelaskan, total luas area pabrik 800 meter persegi memiliki empat tungku. Ledakan berasal dari dapur peleburan besi di workshop I. Energi dapur peleburan berukuran 10 x 10 meter itu bersumber dari elemen listrik.

Tungku di workshop I meledak saat operator sedang bekerja. Pekerja yang luka-luka rata-rata berada sekitar 5 meter dari tungku. Menurut Syafik, ledakan tidak sampai meluas karena pabrik memiliki alarm. Kegiatan produksi langsung dimatikan ketika ada bahaya.

Empat korban luka adalah Sudjiono, staf bagian peleburan; Heri Suprapto, operator dapur peleburan; Dharmawan, operator crane bagian atas; dan Suranta, staf bagian peleburan. Bahu kanan Sudjiono dan Dharmawan sobek dan harus dijahit. Edi Suprapto dan Suranta mengalami sesak napas.

Sudjiono saat itu menjaga tungku tempat meleburkan besi dengan suhu 1.300 derajat celsius. Sudjiono bertugas membuka dan menuangkan cairan hasil peleburan ke wadah untuk dicetak. Ketika membuka keran peleburan terjadi percikan bunga api. Hasil analisis sementara, sumber ledakan kemungkinan berasal dari peralatan mekanik.

Sekretaris Perusahaan PT Barata Indonesia Hamid Muharom menyebut kerusakan atap gedung sekitar 50 persen. Ledakan dari peralatan mekanik tungku peleburan meluluhlantakkan gedung seluas sekitar 50 x 50 meter persegi. Selain mesin mekanik hancur, ledakan juga memorak-porandakan atap asbes, katanya kepada wartawan Sabtu lalu.

Direktur Operasional Sunarno belum bisa memastikan nilai kerugian akibat ledakan itu. Tungku yang meledak di workshop I bisa melebur 10 ton dalam setiap produksi sementara kapasitas tungku lainnya lebih kecil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com