Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilkada dan Keyakinan Perempuan Memimpin Daerah

Kompas.com - 02/07/2024, 08:00 WIB
Irawan Sapto Adhi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com – Menjelang perhelatan pesta demokrasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2024, terjadi kejutan yang menarik perhatian publik di Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng).

Ternyata, terdapat cukup banyak perempuan yang menunjukkan minat untuk menjadi wali kota maupun wakil wali kota di tanah kelahiran Presiden Joko Widodo atau Jokowi tersebut.

Fenomena ini menjadi tanda adanya perubahan dalam partisipasi politik perempuan di "Kota Bengawan". 

Faktanya, dalam kurun waktu 78 tahun terakhir, Kota Solo belum pernah sekali pun dipimpin oleh perempuan. Sejak 1946 hingga sekarang, dari 18 Wali Kota Solo, semuanya tak lain adalah laki-laki.

Baca juga: Golkar Jagokan Putri Akbar Tanjung, Sekar Krisnauli, pada Pilkada Solo

Keterlibatan perempuan dalam Pilkada Solo memang terbilang minim di masa sebelumnya.

Misalnya saja, pada Pilkada 2020, hanya ada satu perempuan yang mendaftar menjadi bakal calon wakil wali kota. Pada gilirannya, ia bahkan gagal dalam proses kandidasi.

Sementara itu, dalam beberapa bulan terakhir, sudah muncul enam nama perempuan yang siap berkompetisi dalam Pilkada Solo 2024. Empat di antaranya bahkan mengincar kursi orang nomor satu.

Para sosok perempuan tersebut, yakni Rektor Universitas Surakarta (Unsa) Astrid Widayani; Ketua DPD II Partai Golkar Solo Sekar Krisnauli Tandjung; politikus PDI-P Solo Anna Budiarti; pegiat sosial Diah Warih Anjari; putri politikus PDI-P Aria Bima, Sukma Putri Maharani atau Riri; dan pangamat politik, R.Aj. Mayyasari Timoer Gondokusumo.

Astrid, Sekar, dan Diah telah sama-sama mendaftarkan diri menjadi bakal calon wali kota lewat Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI), sedangkan Anna Budiarti mendaftar melalui PDI-P. 

Riri dan Mayyasari juga mencalonkan diri lewat DPC PDI-P Solo, tetapi untuk posisi bakal calon wakil wali kota.

Tak gentar

Saat diwawancara, Astrid Widayani menyadari sejarah Kota Solo yang tidak pernah dipimpin oleh perempuan. Tetapi, ia telah membulatkan tekad untuk mengabdikan pikiran, tenaga, dan hatinya untuk pembangunan kota kelahirannya itu.

Astrid mengaku tak gentar untuk terlibat dalam kontestasi perebutan kursi kepemimpinan di "Kota Bengawan". Ia justru merasa lebih tertantang ketika dihadapkan pada sejarah Solo yang selalu dipimpin oleh laki-laki.

Sosok yang akrab disapa "Mbak Rektor" itu ingin membuktikan perempuan juga punya potensi yang tak kalah dengan laki-laki dalam hal memimpin daerah. Menurutnya, kepemimpinan tidak bisa terlepas dari individu yang berperan sebagai pemimpin.

"Saya kira ketika bicara pemimpin sudah tak relevan lagi didasarkan pada gender. Tapi, itu lebih pada kapasitas dan kontribusi yang dapat seseorang berikan kepada masyarakat. Itulah yang saya usahakan selama ini sebagai rektor dan aktif di berbagai organisasi," ucapnya, Senin (24/6/2024).

Dengan mendaftarkan diri menjadi bakal calon wali kota di Kantor DPC Gerindra Solo pada Kamis (9/4/2024) dan di Kantor DPD PSI Solo pada keesokan harinya atau Jumat (10/4/2024), Astrid tercatat menjadi perempuan pertama yang memantapkan diri maju ke Pilkada Solo tahun ini.

 

Rektor Universitas Surakarta (Unsa), Astrid Widayani kembali mendaftarkan diri sebagai bakal calon wali Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 melalui Partai Solidaritas Indonesia (PSI), pada Jumat (10/5/2024).KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati Rektor Universitas Surakarta (Unsa), Astrid Widayani kembali mendaftarkan diri sebagai bakal calon wali Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 melalui Partai Solidaritas Indonesia (PSI), pada Jumat (10/5/2024).
Astrid berpendapat, ada beberapa faktor yang menyebabkan Solo tak pernah dipimpin oleh perempuan. Faktor-faktor itu secara umum terkait dengan aspek sosial, budaya, dan politik.

”Kehidupan warga Solo bagaimapun begitu lekat dengan tradisi Jawa. Budaya ini seringkali dapat memengaruhi peran perempuan dalam masyarakat. Misalnya, ada istilah konco wingking (selalu di belakang laki-laki) yang dapat menghambat perempuan berkiprah di ruang publik,” ujar dia.

Nah, Astrid melihat, situasi keberpihakan publik terhadap perempuan di Solo kian membaik sekarang. Dalam hal ini, perempuan 37 tahun itu merasa masyarakat sudah lebih terbuka terhadap nilai-nilai kesetaraan gender. 

Astrid sendiri di awal sempat kaget ketika namanya muncul dalam hasil survei atau polling terkait calon wali kota-calon wakil wali kota Solo.

Ia mengapresiasi masyarakat Solo yang menempatkannya di bursa. Hal itu menjadi bentuk apresiasi dan kepercayaan publik terhadap kiprahnya.

Astrid juga melihat semakin banyak partai politik di "Kota Bengawan" yang memberikan ruang dan dukungan kepada perempuan. Kondisi ini lah yang pada akhirnya membuat ia kian yakin maju ke Pilkada.

Baca juga: Mengintip Rencana Koalisi Besar Pilkada Solo 2024, Lawan PDI-P?

Di samping itu, ia melihat peta atau dinamika politik di Solo menjadi lebih cair usai Pilpres dan Pileg 2024. Dengan begitu, Astrid menganggap setiap pasangan calon wali kota dan wakil wali kota yang diusung oleh partai mana pun sama-sama memiliki peluang untuk menang dalam Pilkada tahun ini.

”Dalam beberapa tahun terakhir, terlihat ada peningkatan partisipasi perempuan dalam politik di Solo. Contohnya, sudah ada pemimpin partai politik di tingkat kota dari kalangan perempuan. Jumlah pengurus partai dan anggota DPRD perempuan juga tidak sedikit. Mudah-mudahan pada tahun ini Solo giliran memiliki wali kota perempuan untuk pertama kalinya,” ucapnya tersenyum.

Ia pun bersyukur kini sudah ada beberapa partai politik yang menyatakan komitmen mendukungnya untuk maju dalam Pilkada. Hingga akhir Juni, Astrid telah menerima komitmen dukungan dari PSI, DPC Gerindra Solo, DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Solo, dan DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Solo. 

Ia juga telah melakukan proses penjajakan internal dengan pengurus DPC PKB Solo dan DPD PKS Solo.

Astrid berharap, pada gilirannya para pengurus partai dapat memberikan rekomendasi resmi untuknya maju dalam Pilkada. Ia sangat mengapresiasi partai politik yang benar-benar menegakkan prinsip inklusif, non-diskriminatif, dan transparan dalam mencalonkan perempuan kepala daerah.

”Jika perempuan diberi ruang, maka peran perempuan yang diharapkan di poltik ini akhirnya akan bisa lebih maksimal. Jadi harapannya tidak dalam hal kita (perempuan) dilihat sebagai konco wingking lagi, tapi kita bisa bergerak bersama (laki-laki),” ucapnya.

Astrid menjelaskan, pertimbangnya mendaftar lewat Gerindra dan PSI karena kedua partai tersebut memiliki semangat yang sejalan dengan dirinya. 

Dengan segudang pengalaman sebagai akademisi dan edupreneur, ia berniat melanjutkan program-program pembangunan Solo yang telah dijalankan oleh wali kota sekarang Gibran Rakabuming Raka. 

"Selain meneruskan pembangunan yang sudah dilakukan Mas Gibran, saya ingin menyentuh lebih banyak SDM, (penurunan) tingkat pengangguran, dan hal-hal lain yang harus ditingkatkan lagi, termasuk soal pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Tentunya dengan memaksimalkan 17 titik prioritas pembangunan Solo sebelumnya," ujarnya.

Astrid mengakui dirinya mungkin berbeda dengan kandidat pemimpin Solo lainnya yang memiliki latar belakang politik. Ia selama ini aktif di bidang akademik. 

Selain menjadi rektor di Unsa, Astrid punya jabatan sebagai Director of Direct English Solo dan Head of Widya Nusantara Education Foundation.

Keterlibatannya dalam kegiatan sosial juga tidak jauh dari dunia pendidikan. Astrid merupakan inspirator leader Solo Mengajar dan inisiator program Jaringan Wirausaha Berdaya (Jawara) UMKM Solo. 

Di samping itu, ia telah membentuk gerakan sosial kemasyarakatan yang disebut Awali (Astrid Widayani Peduli) untuk mendorong pengembangan SDM khususnya di sektor UMKM dan pariwisata.

Di tengah kesibukannya, perempuan yang tengah menjalani program doktoral dalam Transformasi Bisnis, Bisnis Berkelanjutan, dan Kewirausahaan di Business School Lausanne Switzerland itu juga telah menginisiasi program khusus penguatan soft skill dan practical skill bagi anak muda yang disebut Youth Reinforcement Program (YRP). 

Orangtua dan keluarganya Astrid juga tidak ada yang berkecimpung di dunia politik. Meski begitu, ia merasa telah belajar banyak tentang keterampilan kepemimpinan, membangun relasi, advokasi masyarakat, dan memperoleh kesempatan untuk memengaruhi perubahan lewat aktif di berbagai organsiasi.

Hingga saat ini, Astrid di antaranya masih menjadi Ketua Umum Kamar Entrepreneur Indonesia (KEIND) Jateng, Komite Tetap Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Solo, Wakil Ketua HIPMI Solo, Wakil Ketua APINDO Solo, Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Sahabat Anak Indonesia (APSAI) Solo, Ketua Umum Asia Council for Small Busuness (ACSB) Jateng, Sekretaris Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Wilayah VI Jateng, Komisi Organisasi Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Solo, serta Bendahara Perkumpulan Perempuan Pemimpin Indonesia (PERPINA).

Ia pun mengaku siap untuk terjun berkompetisi dalam Pilkada kali ini. Dari sini, Astrid ingin pula menunjukkan kepada perempuan lain bahwa siapa saja, tidak terbatas pada gender, berhak bermimpi apa pun selama itu di jalan yang baik apalagi dapat memberikan manfaat bagi orang lain.

”Sudah jadi pemahaman bersama, Pilkada Solo dulu kebanyakan diisi oleh politikus atau di luar itu paling tidak adalah pengusaha. Jadi istilahnya saya itu jadi perempuan pertama dan akademisi pertama yang berhasil masuk penjaringan (calon kepala daerah Solo). Saya mantap menjadi kandidat pemimpin daerah untuk membangun Solo yang sudah baik ini menjadi lebih baik lagi,” tuturnya.

Astrid optimistis bisa meraih simpati publik "Kota Bengawan" apabila nanti dicalonkan. Ia sekali lagi mengharapkan kelak masyarakat memilih pemimpin berdasarkan kapasitasnya, bukan gendernya. 

 

Berani ambil peran

Senada, Sekar Tandjung telah menyatakan kesiapannya untuk maju dalam Pilkada Solo tahun ini. Ia mencatat dibandingkan dengan masa lalu, masyarakat secara umum kini lebih menerima dan mendukung perempuan untuk mengambil peran kepemimpinan di banyak bidang, termasuk politik atau kepala daerah.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kota Solo, Sekar Tandjung mendaftarkan diri ke Partai Gerinda untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kota Solo, Sekar Tandjung mendaftarkan diri ke Partai Gerinda untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.

"Jika melihat animo masyarakat, munculnya sosok-sosok perempuan di berbagai lini kepemimpinan cukup disambut positif dan antusias ya. Situasi ini tentu menjadi angin segar bagi kami, khususnya perempuan-perempuan muda yang sedang mencoba meniti karir," ujar perempuan 27 tahun itu, Senin (10/6/2024).

Di Solo, fakta bahwa belum pernah ada perempuan yang terpilih menjadi wali kota maupun wakil wali kota, tidak mengecilkan semangat Sekar. Justru, ia melihat hal ini sebagai peluang untuk memecahkan stereotip dan membuktikan bahwa perempuan juga mampu memimpin kota.

Lagi pula, Sekar menyaksikan, angka pencalonan maupun keterpilihan perempuan dalam Pilkada di Indonesia terus naik. Dengan kata lain, ia meyakini, hanya masalah waktu sebelum jumlah perempuan yang menduduki posisi eksekutif puncak sama banyaknya atau menyalip laki-laki.

Melihat semakin banyaknya perempuan yang berminat maju dalam Pilkada Solo tahun ini, putri bungsu politikus kawakan Akbar Tanjung itu pun merasa tertantang sekaligus senang dan bangga. 

Sekar menganggap situasi ini sebagai tanda penerimaan terhadap perempuan semakin baik dan semangat kepemimpinan perempuan semakin tinggi.

“Harapannya hal itu juga jadi pesan kepada para pemegang kekuasaan sekarang bahwa sudah tidak lagi zamannya kita untuk tidak memperhitungkan perempuan. Para pemimpin, baik perempuan maupun laki-laki, tidak bisa lagi untuk tidak menggunakan lensa berperspektif gender. Semua harus mempertimbangkan dampak kebijakan terhadap perempuan,” ungkapnya.

Baca juga: Kaesang Beri Surat Tugas ke Sekar Tandjung untuk Maju ke Pilkada Solo

Ia lalu menyinggung dinamika politik di Solo yang semakin cair dan dinamis, sehingga memungkinkan siapa saja untuk bisa terpilih menjadi wali kota maupun wakil wali kota. 

Sekar mencatat bahwa fenomena ini tidak terlepas dari gelaran Pileg dan Pilpres awal tahun ini, di mana masyarakat menunjukkan ketertarikan yang lebih besar terhadap tokoh individu daripada partai. 

"Jadi ini menjadi menarik gitu bahwa masyarakat sekarang afinitasnya lagi agak geser dari partai ke tokoh, apalagi kita juga menerima angkatan pemilih muda yang memang behaviornya high flexibility ya,” ujar perempuan lulusan Boston University jurusan jurnalistik itu.

Politikus Partai Golkar yang sudah terpilih sebagai anggota DPRD Solo periode 2024–2029 itu mengamati bahwa para pemilih muda, dengan karakteristik fleksibilitas tinggi, cenderung lebih memilih calon berdasarkan figur yang mereka percayai dan kagumi daripada sekadar afiliasi partai. 

Sekar menilai, kekuatan partai pengusung dan pendukung tidak akan selalu linier dengan perolehan suara kandidat pada hari-H pencoblosan karena Pilkada terdapat faktor figur dan kharisma calon.

Ketika ditanya, Sekar mengaku belum pernah mendengar langsung narasi yang meragukan kemampuan perempuan untuk memimpin selama dirinya berproses maju dalam Pilkada Solo kali ini. 

Ia menyadari di luar sana mungkin ada diskusi soal itu, tetapi belum memengaruhi niatnya. Ia juga merasa Solo sebagai daerah perkotaan sudah memiliki infrastruktur keamanan yang cukup baik untuk mendukung gerak perempuan. 

Sekar mengaku belum menghadapi kendala berarti dalam upayanya maju Pilkada Solo kali ini. Dalam membangun basis massa dan dukungan, ia masih sering terjun ke lapangan secara langsung, bukan hanya mengandalkan platform digital.

”Kami tidak mengabaikan pentingnya pendekatan personal melalui kegiatan-kegiatan lokal seperti wedangan yang khas Solo ya. Kami juga hadir di kegiatan-kegiatan di tingkat RT/RW atau kelurahan, bertegur sapa dengan masyarakat, dan sejuah ini berjalan lancar. Penerimaan mereka baik,” tuturnya.

Sementara itu, Sekar tak menampik ada andil keluarga atau orangtua di dalam keputusannya maju ke Pilkada. Namun, wujudnya bukanlah dorongan secara langsung, melainkan dari nilai-nilai yang ditanamkan.

”Jadi aku lahir dari keluarga yang female energinya tuh kuat banget karena kami empat bersaudara perempuan semua. Bu Nina sebagai ibu juga adalah ibu yang sangat luar biasa dan Pak Akbar sebagai ayah pun juga kami sebut sebagai ayah yang feminis. Maksudnya, beliau itu tak pernah mengarahkan atau menutupi kesempatan berbasis gender. Misalnya, Pak Akbar itu enggak pernah membatasi, ‘kamu enggak boleh ini karena kamu perempuan’. Kami justru ditantang untuk memaksimalkan kesempatan yang ada dan berani mengambil peran dengan pertimbangan-pertimbangan masing-masing,” ucapnya. 

Sekar juga ingin mengajak para perempuan dan anak muda lain untuk berani mengambil peran di masyarakat. 

Menurutnya, sebenarnya ada banyak ruang yang bisa dimanfaatkan perempuan dan anak muda untuk berkarya serta berdaya guna, termasuk di organisasi mahasiswa, lingkungan kerja, maupun di lingkungan RT/RW.

“Penting sekali bagi perempunan dan anak muda untuk lebih berani dalam meraih posisi kepemimpinan. Karena pada akhirnya, kita akan ikut menentukan hidup kita tuh akan seperti apa. Jangan jadi pihak-pihak yang apatis. Jika memang punya kesempatan (memimpin) di tingkat tinggi, ya ambil,” ucapnya.

Sekar Tandjung telah secara resmi diusung oleh Partai Golkar untuk maju dalam Pilkada Solo 2024. Ia kemudian mendaftar sebagai bakal calon wali kota di DPC Partai Gerindra Solo dan DPD PSI Solo pada Selasa (4/6/2024), karena kebutuhan akan koalisi. 

Golkar bagaimanapun hanya meraih tiga kursi pada Pileg Solo 2024. Sekar harus mendapat dukungan dari partai lain dengan total sembilan kursi DPRD jika ingin maju Pilkada. Gerindra dan PSI diketahui masing-masing memiliki modal lima kursi.

 

Solo butuh sentuhan tangan perempuan

Diah Warih Anjari telah pula melakukan penjajakan dan komunikasi politik dengan sejumlah partai baik di tingkat daerah maupun pusat dalam rangka menyambut Pilkada Solo 2024. 

"Beberapa waktu lalu saya bertemu langsung dengan Bang Zul (Ketum DPP PAN Zulkifli Hasan) di Semarang. Lalu, saya juga sudah bertemu dengan Ketua DPD Gerindra Jateng (Sudaryono), pengurus DPP Gerindra, dan juga Ketua DPD PAN Solo (Sapari)," ujar Diah, pada Jumat (21/6/2024).

Pegiat sosial dan Founder Diwa Foundation, Diah Warih Anjari, saat mendaftar sebagai bakal calon wali kota Solo di DPC Gerindra Solo, Rabu (6/6/2024) siangDok. Diah Warih Anjari Pegiat sosial dan Founder Diwa Foundation, Diah Warih Anjari, saat mendaftar sebagai bakal calon wali kota Solo di DPC Gerindra Solo, Rabu (6/6/2024) siang

Perempuan kelahiran 1980 itu mengaku juga telah membangun komunikasi dengan pengurus dari beberapa partai lainnya, termasuk Golkar, PSI, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Demokrat, dan Partai Gelora.

"Saya juga sudah menemui ketua DPD II Golkar Solo (Sekar Tandjung), pengurus pusat PSI, dan bertatap muka dengan Ketua DPD Partai Demokrat Solo. Mereka terbuka," ujar perempuan yang memiliki latar belakang sebagai pegiat sosial tersebut.

Diah bukan kali ini saja pernah terlibat dalam aktivitas politik. Pada Pilpres 2019, ia menjadi pendiri sekaligus Ketua Umum Brigade #01 sebagai pendukung pasangan Jokowi-Maruf Amin. Pada Pilpres 2024, pengusaha itu menjadi Ketua Umum Relawan Gen-Indonesia for Prabowo-Gibran (G-Nesia). 

"Saya tergerak untuk ikut ambil bagian dalam kontestasi Pilkada di Solo. Potensi ekonomi tanah kelahiran saya ini begitu besar untuk menjadi kota yang lebih maju. Saya ingin membawa Solo bisa lebih mensejahterakan masyarakat," kata Pendiri dan Ketua Dewan Pembina Diwa Foundation itu.

Diah pun menegaskan perempuan juga berhak dan mampu menjadi pemimpin daerah.

Menurutnya, sudah saatnya Solo merasakan “sentuhan tangan” perempuan agar kian tumbuh dan berkembang.

Ia menyebut, sudah ada banyak bukti kepemimpinan perempuan di daerah sanggup membawa kebaikan lebih luas bagi masyarakat. Begitu juga dengan kepemipinan perempuan di sektor swasta maupun publik lainnya.

Diah berpendapat, kepemimpinan perempuan secara umum akan menawarkan organisasi yang lebih sehat, egaliter, serta keputusan yang komprehensif dan inklusif karena melihat dari berbagai aspek.

“Saya sendiri adalah seorang ibu. Saya ngerti banget soal peran sebagai ibu. Tapi, ketahuilah, seorang ibu juga berhak bermimpi, menunjukkan eksistensi, dan berkontribusi, sama halnya laki-laki,” ucapnya.

Anna Budiarti juga berpendapat Kota Solo sudah saatnya merasakan “sentuhan tangan” perempuan.

Jika terpilih menjadi wali kota, politikus PDI-P tersebut berniat membuat Solo lebih tertata rapi dalam segala bidang, termasuk infrastruktur, kesehatan, dan pariwisata. 

Anna ingin menjadikan Solo sebagai kota metropolitan namun tetap berbudaya, damai, dan sejahtera.

"Sebenarnya di Kota Solo itu semuanya sudah bagus ya. Hanya Solo itu perlu sentuhan seorang ibu agar dapat tertata lebih rapi dan bagus," ujar Anna, saat diwawancarai pada Senin (10/6/2024).

Ia juga bertekad dapat meningkatkan upaya-upaya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Kota Bengawan.

”Karena saya perempuan, saya harus konsentrasi juga untuk memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak-anak. Baik itu di bidang kesehatan, pendidikan, maupun pekerjaan. Saya ingin perempuan itu mendapatkan semuanya dengan baik. Contohnya, hak pendidikan, sehingga ke depan perempuan-perempuan ini bisa menjadi pemimpin-pemimpin yang diandalkan dan dihargai. Mereka bisa menunjukkan bahwa pemimpin perempuan juga bisa sukses,” tutur dia. 

Setelah menyerahkan formulir pada Minggu (19/5/2024), Anna menjadi perempuan pertama yang mendaftar sebagai bakal calon wali kota Solo lewat DPC PDI-P Solo. 

Sosok Anna sudah tidak asing lagi di kancah perpolitikan Solo. Di DPC PDI-P Solo, ia adalah Wakil Ketua DPC PDI-P Bidang Industri, Tenaga Kerja, Jaminan Sosial, Koperasi, UMKM, Ekonomi Kreatif, dan Ekonomi Digital. Saat ini ia juga masih menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi IV DPRD Solo.

Sosok Anna Budiarti sudah tidak asing lagi di kancah perpolitikan Solo. Di DPC PDIP Solo, ia adalah Wakil Ketua DPC PDIP Bidang Industri, Tenaga Kerja, Jaminan Sosial, Koperasi, UMKM, Ekonomi Kreatif, dan Ekonomi Digital. Saat ini ia juga masih menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi IV DPRD Solo. Ia telah mantap mendaftarkan diri menjadi bakal calon wali kota Solo lewat DPC PDIP Solo.Dok. Anna Budiarti Sosok Anna Budiarti sudah tidak asing lagi di kancah perpolitikan Solo. Di DPC PDIP Solo, ia adalah Wakil Ketua DPC PDIP Bidang Industri, Tenaga Kerja, Jaminan Sosial, Koperasi, UMKM, Ekonomi Kreatif, dan Ekonomi Digital. Saat ini ia juga masih menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi IV DPRD Solo. Ia telah mantap mendaftarkan diri menjadi bakal calon wali kota Solo lewat DPC PDIP Solo.

Saat ditanya mengapa Solo selama ini terus dipimpin oleh laki-laki, Anna menilai ada banyak faktor penyebabnya. Itu termasuk, jumlah perempuan yang mau atau berani ikut berkontestasi dalam Pilkada masih minim karena berbagai kendala. 

Di samping itu, ia berpendapat, belum banyak partai yang mendorong, menyiapkan, dan mengusung sosok srikandi untuk maju dalam Pilkada Solo.  

“Kalau di PDI-P, peluang keterlibatan perempuan sangat besar ya, bahkan dari tingkat yang paling bawah, yakni anak ranting. Jadi ada kesempatan bagi perempuan untuk menampilkan dirinya, ketegasannya, ide-idenya. Kalau soal Pilkada, partai kan pasti punya banyak pertimbangan ya dalam menentukan calon yang diusung, termasuk elektabilitas dan popularitas. Pastinya ada hitung-hitungan politik yang mungkin belum mengarah pada sosok atau kader perempuan (di Solo),” ujarnya.

Anna sendiri mengaku optimistis akan mendapatkan rekomendasi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P untuk maju menjadi calon wali kota Solo kali ini.

Ia juga menyambut antusias adanya beberapa perempuan lain yang ingin bermanfaat bagi sesama sebagai wali kota maupun wakil wali kota Solo.

”Saya senang sekali ketika ada perempuan lain, dari partai mana pun, yang berani tampil di depan masyarakat, menyampaikan program, gagasan, dan hasil kerjanya. Karena perempuan bukanlah pelengkap, tetapi kita bisa tampil untuk memimpin. Dan, pemimpin itu harus optimistis,” tutur Anna.

Saat dimintai pendapat, Ketua DPC Partai Gerindra Solo, Ardianto Kuswinarno, menyambut baik ada sejumlah perempuan yang menunjukkan minat menjadi wali kota Solo lewat Partai Gerindra. Menurutnya, gender saat ini tidak lagi menjadi penghalang bagi seseorang untuk maju dalam Pilkada.

"Sekarang zaman now, antara laki-laki dan perempuan sama. Insya Allah nanti pecah telor. Jika sebelumnya Solo selalu dipimpin Arjuna-Arjuna, nanti giliran Srikandi yang memimpin Solo," katanya.

Sejumlah bakal calon wali kota Solo, yakni Anna Budiarti, Sekar Tandjung, Astrid Widayani, dan Diah Warih memberikan pandangan mengenai pentingnya kepemimpinan perempuan.KOMPAS.com/IRAWAN SAPTO ADHI Sejumlah bakal calon wali kota Solo, yakni Anna Budiarti, Sekar Tandjung, Astrid Widayani, dan Diah Warih memberikan pandangan mengenai pentingnya kepemimpinan perempuan.

Bermunculan

Di Solo Raya, hanya Kabupaten Wonogiri yang masih senasib dengan Solo, belum pernah dipimpin perempuan. Namun, di Wonogiri juga sudah ada beberapa nama perempuan yang telah menunjukkan minat menjadi kepala daerah. 

Itu termasuk, sekretaris DPC Partai Gerindra Wonogiri yang juga menjabat Wakil Ketua DPRD Wonogori Siti Hardiyani; dan Novida Hermin Suhaswati, warga Giriwoyo yang punya latar belakang bekerja di bidang transportasi.

Keduanya sudah mendaftar menjadi bakal calon wakil bupati untuk Pilkada 2024.

Di beberapa daerah lain di Solo Raya, sosok-sosok perempuan juga sudah masuk ke dalam bursa calon bupati dan wakil bupati.

Di Kabupaten Sragen misalnya, Ketua DPC Partai Gerindra Sragen, Wahyu Dwi Setyaningrum, telah menyatakan kesiapan untuk maju dalam Pilkada jika mendapatkan instruksi dari DPD dan DPP. 

Ia siap mengikuti prosedur penjaringan dan seleksi yang ada.

“Intinya kalau Pilkada, untuk Gerindra, menunggu apa yang menjadi instruksi DPD dan DPP. Jika nanti menginstruksikan saya, Insya Allah saya siap. Jadi kami masih menunggu,” jelasnya pada awal Juni.

Bagi Wahyu, terjun ke politik harus didasari oleh niat yang tulus untuk mengabdi kepada masyarakat.

Baca juga: Soal Pilkada Solo, Gusti Bhre: Masih Fokus Pura Mangkunegaran

Perempuan yang pada tahun ini kembali menang dalam Pileg itu menekankan bahwa politik bukanlah tempat untuk mencari uang, melainkan untuk memberikan manfaat kepada khalayak. 

Wahyu melihat masyarakat Sragen sudah semakin melek gender dan tidak lagi membedakan antara pemimpin laki-laki dan perempuan. Menurutnya, perempuan juga bisa memimpin dan memberikan kontribusi signifikan dalam politik.

“Masyarakat sudah tidak ada pembedaan. Di bidang politik itu perempuan juga bisa memimpin, bukan hanya laki-laki,” kata dia.

Ketua DPC Partai Gerindra Sragen, Wahyu Dwi Setyaningrum, telah menyatakan kesiapan untuk maju dalam Pilkada Sragen jika mendapatkan instruksi dari DPD dan DPP. Foto diambil pada Kamis (2/5/2024).KOMPAS.com/IRAWAN SAPTO ADHI Ketua DPC Partai Gerindra Sragen, Wahyu Dwi Setyaningrum, telah menyatakan kesiapan untuk maju dalam Pilkada Sragen jika mendapatkan instruksi dari DPD dan DPP. Foto diambil pada Kamis (2/5/2024).
Wahyu percaya dengan berada di eksekutif, ia bisa lebih leluasa dalam membuat kebijakan-kebijakan yang bermanfaat untuk kemajuan Sragen, terutama yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat.

Selain Wahyu, ada Untung Wina Sukowati sebagai sosok perempuan yang siap maju dalam Pilkada Sragen.

Putri mantan Bupati Sragen Untung Wiyono itu bahkan telah mendaftarkan diri menjadi bakal calon bupati Sragen ke tiga partai sekaligus, yakni Partai Demokrat, Partai Gerindra, dan PKB.

Sementara itu, di Karanganyar, muncul nama dr. Hadiasri Widiyasari dalam radar bakal calon bupati atau wakil bupati.

Ia menjadi salah satu dari tiga kader PKS yang ditawarkan ke partai lain sebagai penjajakan koalisi di Pilkada ”Bumi Intanpari”. Tiga nama ini ditentukan sesuai dengan hasil survei tertinggi atau terpopuler.

Hadiasri Widiyasari adalah istri almarhum mantan Wakil Bupati (Wabup) Karanganyar dan terakhir menjabat Wakil Ketua DPRD, Rohadi Widodo. Rohadi Widodo merupakan politikus senior PKS Karanganyar. 

Di struktural partai, Hadiasri menjabat sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Daerah (MPD) PKS Karanganyar. 

Baca juga: Blusukan ke Pasar Gede, Mangkunegara X Tegaskan Tak Terkait Pilkada Solo

Saat diwawancara, Hadiasri menyampaikan komitmen jika mendapat amanah menjadi pemimpin Karanganyar, dirinya akan memprioritaskan program pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

”Dulu ketika Almahum (Rohadi) menjabat sebagai Wabup, saya adalah Ketua Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak. Jadi saya sudah terbiasa peduli dengan perempuan dan anak-anak. Ketika punya kesempatan memimpin daerah, perempuan biasanya akan lebih tulus dan totalitas dalam melakukan segalanya, seperti cintanya ibu kepada anak-anaknya, tanpa harap kembali,” tuturnya.

Tulisan ini merupakan bagian ketiga hasil peliputan antara Kompas.com bersama Konde.co, Harian Fajar, IDN Times, dan Tirto.id dalam Proyek Peliputan ”Perempuan dan Pilkada”.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Bandung Antusias Ikuti Pawai Obor Sambut Tahun Baru Islam

Warga Bandung Antusias Ikuti Pawai Obor Sambut Tahun Baru Islam

Regional
Pulau Setan di Kawasan Mandeh, Tempat Wisatawan Mencari Ketenangan

Pulau Setan di Kawasan Mandeh, Tempat Wisatawan Mencari Ketenangan

Regional
Melihat Tradisi Oncor-Oncoran di Malam Tahun Baru Islam di Banyuwangi

Melihat Tradisi Oncor-Oncoran di Malam Tahun Baru Islam di Banyuwangi

Regional
Bupati Banyuwangi Dorong Petani Pakai Pupuk Organik

Bupati Banyuwangi Dorong Petani Pakai Pupuk Organik

Regional
Disidik, Dugaan Pungutan Liar Dana BOS SD/SMP di Majene

Disidik, Dugaan Pungutan Liar Dana BOS SD/SMP di Majene

Regional
Pengidap HIV di Aceh Utara Terus Bertambah, Kini Ada 187 Orang

Pengidap HIV di Aceh Utara Terus Bertambah, Kini Ada 187 Orang

Regional
7 Hari Dicari Hanya Perahu yang Pulang, 1 Nelayan Babel Hilang

7 Hari Dicari Hanya Perahu yang Pulang, 1 Nelayan Babel Hilang

Regional
Kronologi Warga Tewas Tertembak Anggota DPRD Lampung Tengah, Berawal dari Tradisi Pernikahan

Kronologi Warga Tewas Tertembak Anggota DPRD Lampung Tengah, Berawal dari Tradisi Pernikahan

Regional
Sosok Lugu Itu Jadi Pelaku Pembunuhan Sadis Penagih Utang di Sumbar...

Sosok Lugu Itu Jadi Pelaku Pembunuhan Sadis Penagih Utang di Sumbar...

Regional
4 Pelaku Pengeroyokan Pelajar di Palopo Dibekuk, 3 Masih di Bawah Umur

4 Pelaku Pengeroyokan Pelajar di Palopo Dibekuk, 3 Masih di Bawah Umur

Regional
Buronan Perusak Cagar Alam Faruhumpenai di Luwu Timur, Ditangkap

Buronan Perusak Cagar Alam Faruhumpenai di Luwu Timur, Ditangkap

Regional
Polisi Sebut Istri Bos Distro “Anti Mahal” Tak Terlibat Pembunuhan

Polisi Sebut Istri Bos Distro “Anti Mahal” Tak Terlibat Pembunuhan

Regional
Warga Tewas Tertembak Anggota DPRD Saat Tradisi Lepas Tembakan di Pernikahan

Warga Tewas Tertembak Anggota DPRD Saat Tradisi Lepas Tembakan di Pernikahan

Regional
Sosok Suami Istri di Sumbar yang Bunuh Penagih Utang, Tinggal di Rumah Beratap Terpal Berdinding Papan

Sosok Suami Istri di Sumbar yang Bunuh Penagih Utang, Tinggal di Rumah Beratap Terpal Berdinding Papan

Regional
Mobil Dinas Gibran Ditinggal Lagi, Kini di Festival Kuliner Non-halal Solo

Mobil Dinas Gibran Ditinggal Lagi, Kini di Festival Kuliner Non-halal Solo

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com