Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip "Grebeg" Besar Keraton Solo, Dua Gunungan Habis Jadi Rebutan Warga

Kompas.com - 18/06/2024, 13:41 WIB
Labib Zamani,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Dua gunungan habis diperebutkan warga dalam grebeg besar yang diselenggarakan Keraton Solo, Jawa Tengah, Selasa (18/6/2024).

Gunungan itu masing-masing diperebutkan warga di halaman Masjid Agung dan depan Keraton Solo.

Pengageng Parentah Keraton Solo, KGPH Adipati Dipokusumo mengatakan, grebeg besar dengan mengirab dua gunungan jaler (laki-laki) dan estri (perempuan) itu merupakan tradisi adat yang diselenggarakan dalam rangka memperingati hari raya Idul Adha 2024.

"Grebeg besar sudah dilaksanakan Keraton Solo sejak zaman Kerajaan Demak sampai sekarang dan telah ditetapkan sebagai warisan cagar budaya tak benda peringkat nasional," Dipo di Solo, Jawa Tengah, Selasa.

Baca juga: 4 Fakta Tabrak Lari di Gladak yang Libatkan Putra Mahkota Keraton Solo


Baca juga: KPU Buka Pendaftaran Pantarlih Pilkada Solo 2024, Butuh 1.770 Orang, Melek Teknologi Jadi Salah Satu Syarat

Tradisi grebeg besar

Tradisi grebeg besar yang diselenggarakan Keraton Solo, lanjut Dipo juga merupakan bentuk pelestarian, pengembangan dan inovasi baru.

"Untuk kali ini grebeg besar tepat pada hari Selasa yang perhitungan kalender Jawa yaitu tanggal 10 besar. Kalender ini berdasarkan penghitungan dari kalender Jawa yang diciptakan Ingkang Sinuhun Kanjeng Sultan Agung Adi Prabu Anyakrakusuma yang mana itu penggabungan sinkronisasi dari tahun Saka dan tahun Hijriah untuk sekarang tahun Jawa yaitu 1957," kata dia.

Baca juga: Mengenal Gunungan pada Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta

Menurut Dipo, grebeg selalu dimaknai dengan sepasang gunungan atau dua gunungan. Sepasang gunungan itu merupakan hasil bumi dan makanan kering.

"Simbolis dari makna gunungan ada dua. Ini simbol laki dan perempuan yaitu gunungan pawestri dan jaler, yang merupakan simbol kesuburan yang diwarnai dengan warna seperti bendera kita merah putih," jelas Dipo.

Sebelum diperebutkan warga, ungkap Dipo sepasang gunungan terlebih dahulu didoakan di Masjid Agung.

"Di masjid Agung (gunungan) didoakan bersama yang intinya kita bersyukur terhadap Tuhan yang maha kuasa Allah SWT, bahwa kita selalu diberi berkah, rahmat serta inayah," ungkap dia.

Lebih jauh, Dipo menerangkan, Keraton Solo dalam setahun tiga kali menyelenggarakan tradisi grebeg.

Pertama, grebeg besar (hari raya Idul Adha), kedua, grebek maulud (perayaan hari lahir Nabi Muhammad) dan ketiga, grebeg syawal (hari raya Idul fFiri atau grebeg poso).

Baca juga: Grebeg Besar Demak, Tradisi Jelang Idul Adha di Masjid Agung Demak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Regional
Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Regional
Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Regional
Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Regional
Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via 'Video Call' jika Pemilih Sibuk

Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via "Video Call" jika Pemilih Sibuk

Regional
Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Regional
Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Regional
Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Regional
7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

Regional
Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Regional
Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Regional
Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Regional
Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Regional
Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Regional
Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com