Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Pengamat: Penambahan Rombel dan Sekolah Gratis di Kota Tangerang Bisa Jadi Solusi asalkan Transparan

Kompas.com - 11/06/2024, 18:56 WIB
Ikhsan Fatkhurrohman Dahlan,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kebijakan penambahan ruang kelas, gedung sekolah baru, hingga menggratiskan biaya sekolah di sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) swasta di Kota Tangerang dinilai masih menjadi solusi untuk Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dari jalur zonasi.

Seperti diketahui, lulusan SD di kota ini mencapai lebih dari 31.000 siswa, sementara daya tampung SMP negeri hingga saat ini hanya berkisar 10.800-an saja.

Hal tersebut dikhawatirkan akan menimbulkan konflik atas kekecewaan orangtua yang anaknya tak diterima di sekolah negeri.

Adapun kebijakan tersebut turut mendapat sambutan baik dari sejumlah orangtua calon siswa SMP. Seperti Astri (35), warga Kecamatan Larangan ini mengaku sudah mendengar berbagai kebijakan yang dinilai memihak pada orangtua calon siswa.

“Dengan adanya kebijakan tersebut, sebenarnya semakin membuka peluang anak-anak kami untuk masuk ke sekolah negeri. Tapi, sekali lagi, ini masih menunggu PPDB diberlakukan, karena saat ini prosesnya masih pra-PPDB, seperti pemberkasan dan menunggu kode pin,” ungkap Astri melalui siaran persnya, Selasa (11/6/2024).

Baca juga: Festival Perahu Naga Peh Cun 2024 Kota Tangerang, Masyarakat Antusias Dirikan Telur hingga Lomba Lepas Bebek

Berkaitan tentang sekolah swasta gratis, Astri mengaku bila anaknya tidak bisa masuk ke SMP Negeri 11 Kota Tangerang karena zonasi. Padahal, ia sudah mengincar salah satu SMP swasta terdekat dari rumahnya.

“Ada dekat rumah SMP swasta, hanya saja caranya (pendaftaran) bagaimana, kami belum tahu persis. Tapi yang saya dengar, asal memiliki Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) orangtua dari Kota Tangerang, maka kebijakan itu bisa kami rasakan,” ungkapnya.

Sehingga, kata dia, kebijakan-kebijakan tersebut diharapkan bisa menjadi solusi dan tidak akan ada lagi konflik soal PPDB di Kota Tangerang.

Hal senada juga diungkapkan oleh Pengamat Kebijakan Publik dari Peneliti Kebijakan Publik Institute for Development of Policy and Local Partnership (IDP-LP) Riko Noviantoro.

Menurutnya, gagasan tersebut dinilai baik dan semua dapat menjadi solusi asalkan ada syarat ataupun aturan terbuka yang menyertainya.

Baca juga: Penuh dengan Kegiatan, Ini Sederet Event di Kota Tangerang pada Juni 2024

“Penyediaan rombongan belajar (rombel) tambahan bisa jadi solusi, begitu juga dengan bantuan di sekolah swasta. Syaratnya, hal-hal tersebut harus menjunjung tinggi transparansi. Hal ini sesuai dengan Asas Umum Pemerintah, baik sebagai Undang-undang (UU) Nomor 30 Tahun 2024 Tentang Administrasi Pemerintahan,” ungkap Riko.

Menurut catatannya, saat ini bukan hanya di Kota Tangerang saja, tetapi di berbagai wilayah lain pun PPDB memiliki rasio peminat dan kuota ketersediaan yang masih berbanding jauh.

Terlebih, yang menjadi masalah adalah sekolah swasta segala pembiayaan penyertanya dinilai masih mahal.

“Makanya, peran pemerintah adalah memastikan layanan PPDB online terjaga dengan baik, antisipasi adanya drop system. Berikan juga informasi yang lengkap dan detail bagi masyarakat. Buka posko, tutup celah segala kemungkinan transaksional, dan sebagainya,” jelas Riko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Regional
Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Regional
Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Regional
Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Regional
Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via 'Video Call' jika Pemilih Sibuk

Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via "Video Call" jika Pemilih Sibuk

Regional
Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Regional
Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Regional
Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Regional
7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

Regional
Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Regional
Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Regional
Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Regional
Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Regional
Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Regional
Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com