Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hingga April 2024, 5.700 Warga Jateng Terserang DBD dan 148 Meninggal

Kompas.com - 16/05/2024, 19:39 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Sepanjang tahun 2024, ada 5.700 warga Jawa Tengah terserang Demam Berdarah Dengue (DBD).

Sebanyak 148 pasien di antaranya meninggal karena penyakit tersebut.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah Irma Makiah mencatat, kasus DBD di Jateng hingga bulan April 2024 mencapai 5.700 kasus.

Kabupaten Banyumas menjadi daerah dengan kasus terbanyak sejumlah 489 kasus.

Baca juga: Cegah DBD, Petugas Rutin Lakukan Fogging di Asrama Haji Surabaya

Kemudian diikuti Kabupaten Grobogan sebanyak 441 kasus dan Kabupaten Klaten dengan total 427 kasus.

Berikutnya Kabupaten Boyolali mencatat 343 kasus dan Kabupaten Kendal sebanyak 341 kasus.

Sementara Kota Tegal memiliki jumlah kasus paling sedikit, yakni 4 kasus.

"Minggu ini belum update, terakhir sampai April ada 5.700 kasus di Jateng. Kabupaten/kota yang agak tinggi kasusnya, ya Banyumas, Klaten (termasuk tinggi)," jelas Irma melalui sambungan telepon, Kamis (16/5/2024).

Kemudian dari total 148 kasus pasien meninggal karena DBD, kelompok anak-anak menjadi yang paling rentan terserang penyakit itu.

Irma mengungkapkan daerah dengan kasus kematian tertinggi di antaranya Kabupaten Klaten sebanyak 22 orang, Kabupaten Jepara 21, Kabupaten Kendal 17, Kabupaten Grobogan 13, lalu Kabupaten Blora 9 orang.

"Lebih banyak anak-anak (yang mendominasi kasus kematian karena DBD), yang meninggal 148 (pasien)," beber Irma.

Untuk itu, bersamaan dengan terjadinya pergantian musim, Irma mengimbau masyarakat untuk terus waspada terhadap penyakit DBD dan menjaga kebersihan lingkungan serta pola hidup sehat.

Pasalnya cuaca yang tidak menentu akan membuat tubuh rawan terkena virus dan jatuh sakit.

Dia juga menjelaskan, kasus DBD di Jateng didominasi oleh anak-anak umur 5-14 tahun, itu bukan tanpa alasan.

Dia menilai daya tahan tubuh atau imunitas golongan anak-anak lebih rentan ketimbang orang dewasa.

"Pancaroba kalau Jawa Tengah kita kewaspadaan terhadap demam berdarah. Kasusnya masih naik turun, kadang-kadang masih hujan panas, hujan panas seperti itu, kemudian flu, influenza, pneumonia (radang paru-paru) juga ISPA kasusnya juga naik," tegasnya.

Baca juga: Sumenep Darurat DBD, RSUD Sudah Rawat 224 Pasien yang Mayoritas Anak-anak

 

Selain imbauan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dia juga meminta masyarakat untuk rutin melakukan menguras, menutup, mengubur (3M) untuk pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Sementara untuk penanganan DBD anak, Irma mengimbau agar orang tua jangan lengah saat demamnya turun. Menurutnya masa itu justru adalah masa kristis DBD.

"Harus aware, walaupun sudah periksa di rumah, lihat kondisi perkembangan anaknya. Kalau tiba-tiba tangannya dingin, kelihatan lemes, beda dari biasanya, segera bawa ke fasilitas kesehatan," pungkas Irma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Hinca Pandjaitan Laporkan Dugaan Korupsi di Pertamina Hulu Rokan ke Kejati Riau

Regional
Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Mengenal Suntiang, Hiasan Kepala Pengantin Wanita Minang

Regional
Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Marshel Widianto Maju di Pilkada Tangsel agar Petahana Tak Lawan Kotak Kosong

Regional
Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Mengintip Tugas Pantarlih, Deni Grogi Lakukan Coklit Bupati Semarang Ngesti Nugraha

Regional
Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via 'Video Call' jika Pemilih Sibuk

Petugas Pantarlih di Banten Bisa Data via "Video Call" jika Pemilih Sibuk

Regional
Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Panggung Teater sebagai Jalan Hidup

Regional
Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Di Hari Anti Narkotika Internasional, Pj Gubri Terima Penghargaan P4GN dari BNN RI

Regional
Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Menilik Kampung Mangoet, Sentra Pengasapan Ikan Terbesar di Kota Semarang

Regional
7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

7 Jemaah Haji Asal Kebumen Meninggal di Mekkah, Kemenag Pastikan Pengurusan Asuransi

Regional
Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Mudahkan Akses Warga ke Puskesmas dan RS, Bupati HST Serahkan 3 Unit Ambulans Desa

Regional
Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Polisi Sebut Remaja Penganiaya Ibu Kandung Alami Depresi

Regional
Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Jadi Kuli Bangunan di Blora, Pria Asal Kediri Ditemukan Tewas Tertimpa Tiang Pancang

Regional
Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Orangtua yang Buang Bayi Perempuan di Depan Kapel Ende Ditangkap

Regional
Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Program Pengentasan Stunting Pemkot Semarang Dapat Penghargaan dari PBB

Regional
Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Alasan Pj Gubernur Nana Sebut Pilkada Serentak 2024 Lebih Rawan Dibanding Pilpres

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com