Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kholifah Setiap Hari ke Makam Sang Anak yang Meninggal Saat Tragedi Kanjuruhan: Ibu Kangen Nduk...

Kompas.com - 30/09/2023, 17:12 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Setiap hari selama setahun,  Siti Mardyan (54) mengunjungi makam anak perempuan satu-satunya, Mitha Maulidia (26) yang meninggal saat tragedi Kanjuruhan pada Sabtu, 1 Oktober 2022.

Perempuan yang akrab dipanggil Kholifah tersebut tinggal di Jalan Ternate, Kota Malang, Jawa Timur. Sementara makam sang anak hanya berjarak 300 meter dari tempat tinggalnya, tepatnya di TPU Kasin, Kota Malang.

Kholifah bercerita ia ke makam Mitha setiap pagi setelah shalat dhuha dan sore selepas shalat ashar. Bahkan ia ia terbayang-bayang sosok Mitha, ia akan berlari ke makam sang anak.

"Tetapi saya bersyukur makamnya dekat, setiap hari pagi sore bisa ke makam. Kadang sampai tiga kali kalau pas, kadang saya lari ke makam. Kalau tiba-tiba ingat, saya lari, nangis, lari dari rumah," kata Kholifah saat ditemui pada Kamis (28/9/2023).

Baca juga: Kerinduan Kholifah pada Anaknya yang Jadi Korban Tragedi Kanjuruhan

Ia mengaku merasa tenang saat mendatangi makam Mitha karena kerindungannya terasa terobati. Saat Mitha masih hidup, Kholifah mengaku sangat dekat anaknya yang menjadi teman curhatnya.

"Gimana ya, anak perempuan sama laki itu enggak sama, kalau ada masalah apa kita curhat sama anak perempuan, karena anak perempuan lebih tahu, di samping anak juga seperti teman," katanya.

"Ibu kangen nduk..."

Setahun jelang kepergian anaknya, Kholifah masih berkunjung ke makam putrinya. Air matanya tak terbendung saat menyiram nisan anaknya dengan air yang dibawa dari rumah pada Rabu (27/9/20230.

"Ibuk kangen nduk, mugo-mugo keadilan iso dibuktekno gae samean (ibu kangen Mitha, semoga keadilan bisa dibuktikan untuk kamu)," ujar Kholifah saat menyiram batu nisan anaknya.

Disinggung jelang satu tahun Tragedi Kanjuruhan, Kholifah sudah pasrah.

Baca juga: Satu Tahun Tragedi Kanjuruhan, Kaki Sempat Retak, Aan Kini Kesulitan Lamar Pekerjaan

Namun, ia berharap pemerintah konsisten dalam menangani persoalan hukum Tragedi Kanjuruhan.

"Saya tidak berharap banyak soal keadilan, berharap sama pemerintah bisa bijak, kalau keadilan saya enggak begitu banyak berharap, enggak mungkin adil, enggak mungkin ada keadilan, kalau menurut saya pribadi," tegasnya.

"Saya cuma berharap sama pemerintah, untuk kebijakan sampai sekarang pemerintah katanya mau menangani kasus ini dengan serius. Mau ngomong-ngomong aja, terus yang kemarin mau diadili, itu pun saya enggak percaya katanya mau diusut lagi," tambahnya.

Ia bercerita, sejak kepergian Mitha, kehidupannya berubah. Bahkan ia mengaku sudah jarang masak dan nafsu makannya berkurang.

"Sekarang sudah enggak ada lagi masak-masak, makan pun seadanya, enggak kayak dulu kita bikin bakso sendiri, pangsit sendiri, semua bikin enggak pernah beli, sekarang enggak," katanya.

Baca juga: Gate 13, Tempat Sakral Saksi Bisu Tragedi Kanjuruhan

Saat kejadian, Mitha Maulidia menonton pertandingan sepakbola dengan tiga perempuan lainnya yakni saudara dan temannya di Tribun 13.

Mitha dan temannya dinyatakan meninggal dunia, sementara dua keponakannya selamat. Mitha ditemukan meninggal di Stadion Kanjuruhan dengan kain menutupi wajahnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Nugraha Perdana | Editor: Andi Hartik), Surya Malang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terjepit di Mesin Conveyor, Buruh Perusahaan Kelapa Sawit di Nunukan Tewas

Terjepit di Mesin Conveyor, Buruh Perusahaan Kelapa Sawit di Nunukan Tewas

Regional
Hejo Forest di Bandung: Daya Tarik, Biaya, dan Rute

Hejo Forest di Bandung: Daya Tarik, Biaya, dan Rute

Regional
Kronologi Pria di Majalengka Bakar Rumah dan Mobil Mantan Istri Lantaran Ditolak Rujuk

Kronologi Pria di Majalengka Bakar Rumah dan Mobil Mantan Istri Lantaran Ditolak Rujuk

Regional
Terima Laporan Rektor Universitas Riau ke Mahasiswanya, Polda: Kami Coba Mediasi

Terima Laporan Rektor Universitas Riau ke Mahasiswanya, Polda: Kami Coba Mediasi

Regional
Maju Pilkada 2024, Anak Mantan Bupati Brebes Ikut Penjaringan 3 Parpol Sekaligus

Maju Pilkada 2024, Anak Mantan Bupati Brebes Ikut Penjaringan 3 Parpol Sekaligus

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Regional
Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Regional
Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Regional
UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

Regional
Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Regional
Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai 'Video Call' dengan Gerindra

Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai "Video Call" dengan Gerindra

Regional
Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Regional
Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com