KOMPAS.com - Setelah enam tahun menanti, Mutiroh, seorang nenek berusia 103 tahun asal Kampung Kabandungan, Desa Pakalongan, Kecamatan Sodonghilir, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, akhirnya bisa berangkat haji beberapa hari lagi.
Nenek yang telah memiliki 20 cucu dan 14 cicit tersebut masuk daftar khusus lanjut usia (lansia) kuota haji tahun ini yang tergabung dengan total jemaah dari Kabupaten Tasikmalaya sebanyak 1.514 orang.
Baca juga: Bandara Kertajati Mulai Layani Penerbangan Haji pada 23 Mei 2023, Mayoritas Jemaah dari Pantura
Mutiroh mengaku telah mendaftar calon haji enam tahun lalu, tepatnya pada tahun 2017 lalu.
"Alhamdulillah, ayeuna tiasa angkat haji, abi meni atoh. Sakedahnamah angkatna teh tahun 2021, namung kahalangan ku si Covid-19. (Alhamdulillah, sekarang bisa berangkat haji, saya gembira. Seharusnua berangkat tahun 2021, tapi terhalang Pandemi Covid-19)," cerita Mutiroh kepada Kompas.com, Jumat (19/5/2023).
Baca juga: Bandara Internasional Minangkabau Bakal Layani 6.329 Calon Jemaah Haji Sumbar dan Bengkulu
Nenek Mutiroh selama ini tinggal bersama salah satu anaknya di rumah panggung berdindingkan bilik bambu yang sederhana.
Kesehariannya, dirinya masih bertani di sawah dan mengurus kolam ikan miliknya.
Setiap panen padi dan ikan, lanjut dia, hasil penjualannya selalu ditabung untuk mencicil pembayaran ongkos haji sejak tahun 2017 lalu.
Namun, saat dirinya mengetahui akan berangkat haji tahun ini dengan ongkos haji mengalami kenaikan, nenek Mutiroh terpaksa menjual sebagian sawah dan kolam ikannya untuk pelunasan haji.
"Kanggo ngalunasan kamari dan ongkosna naek, sawah sareng balong aya nu diical. Alhamdulillah, anu penting tiasa angkat ka haji wen. (Buat pelunasan kemarin karena ongkosnya naik jadi menjual sawah dan kolam ikan. Alhamdulillah yang penting bisa berangkat haji)," ujarnya.
Nenek yang telah mengalami gangguan pendengaran karena usia itu tampak bahagia mempersiapkan keberangkatannya ke Tanah Suci.
Dirinya mengaku sudah mempersiapkan pengajian selamatan yang biasanya dilakukan warga yang hendak berangkat haji di kampungnya.
"Ibadah haji mah panggilan Alloh SWT. Teu tiasa diengke-engke, tos aya panggilan kedah angkat. Makana, abi kieu kaayaanna oge tiasa angkat. (Ibadah haji itu panggilan Tuhan. Tidak bisa dilama-lamakan, saat ada panggilan wajib berangkat. Meski kondisi saya seperti ini (seadanya) harus bisa berangkat)," pungkas dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.