SEMARANG, KOMPAS.com - Keberadaan pengembang Perumahan Dinar Indah, Kelurahan Meteseh, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) masih misterius. Batang hidung pengembang perumahan tersebut sudah tak terlihat sejak banjir pertama yakni tahun 2017 yang lalu.
Ketua RW 026 Kelurahan Meteseh, Catur Hariyanto mengatakan, pengembang sudah kabur sejak tujuh tahun yang lalu atau ketika banjir pertama.
"Saat banjir parah awal bulan Januari kemarin juga tidak ada pengembangnya," jelasnya saat dikonfirmasi, Selasa (14/2/2023).
Saat ini terdapat 40 keluarga yang menjadi korban pengembang perumahan tak bertanggungjawab itu.
"Kemarin yang paling parah, masih ada 40 KK yang bertahan," ujarnya.
Dia menjelaskan, saat ini nasib warga yang bertempat tinggal di Perumahan Dinar Indah RT 006 cukup memprihatinkan. Warga tak bisa tidur nyenyak karena ancaman banjir.
"Sekarang hanya tanggul sementara itu. Kemarin juga sempat meresap airnya," imbuhnya.
Sejumlah warga sempat terpaksa kos atau kontrak rumah untuk tempat tinggal sementara. Namun, saat ini warga sudah kembali ke rumah masing-masing.
"Sudah kembali mereka setelah rumahnya dibersihkan," ucap Catur.
Di waktu yang berbeda, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, saat ini sudah dilakukan penandatanganan pengajuan pembangunan rusun.
"Kita juga telah meneruskan rencana tersebut ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat," jelasnya saat dikonfirmasi.
Rencananya rusun akan didirikan di wilayah Semarang atas. Ita berharap 35 KK yang akan direlokasi nantinya dapat hidup aman dan tenang.
Baca juga: 12 Kecamatan Terdampak Banjir Makassar, Masyarakat yang Butuh Evakuasi Segera Hubungi 112
"Kita akan segera upayakan agar warga bisa hidup tenang," imbuhnya.
Selain itu, Ita juga sudah berkoordinasi untuk melakukan penanganan banjir di hulu yang menjadi fokus perhatian Pemerintah Kota Semarang saat ini.
"Untuk penanganan banjir di hilir sudah berjalan eksekusinya seperti pengoptimalan rumah pompa, pembangunan tanggul laut, hingga pemasangan sheet pile," katanya.
Ita mengaku telah berkoordinasi dengan Bupati Semarang mengenai rencana penanganan banjir di hulu karena tidak cukup hanya dilakukan di perbatasan Semarang-Ungaran.
"Harus ada koordinasi di wilayah Kabupaten Semarang juga," ungkap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.