KOMPAS.com-Presiden Joko Widodo menyoroti dua pabrik pupuk di Aceh yang berhenti operasinya sejak medio 2000-an.
Pabrik PT Aceh ASEAN Fertilizer (AAF) berhenti operasi pada 2003 dan pabrik PT Pupuk Iskandar Muda pada 2005.
Kedua pabrik itu tidak lagi memproduksi pupuk karena tidak mendapat pasokan gas alam yang cukup untuk beroperasi.
Baca juga: Kunjungi Pasar Batuphat Lhokseumawe, Jokowi Borong Tempe Pedagang
Melihat keadaan itu, Jokowi pun memerintahkan agar dua pabrik itu bisa dioperasikan kembali.
“Problemnya apa? Ini sudah sejak 2005. Problemnya gas. Apakah kita kalau tidak cukup gas kita dari dalam negeri, apakah tidak bisa kita impor? Agar pabriknya ini jalan. Saya tidak tahu, berpuluh tahun bertahun-tahun kita diamkan saja aset sebesar ini,” kata Jokowi saat meresmikan pabrik PT PIM di Lhokseumawe, Aceh, Jumat (10/2/2023), seperti dilansir Antara.
Saat ini, baru pabrik milik PT PIM yang kembali beroperasi untuk menghasilkan pupuk nitrogen, phospor, dan kalium (NPK).
Untuk menghidupkan kembali pabrik itu, pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara menggelontorkan Rp 1,7 triliun.
“Ini baru dijalankan yang PIM-nya, AAF masih ada banyak masalah yang harus dilihat dan dihitung. Jalan dulu, satu tidak apa-apa. PIM 1 PIM 2 dijalankan, kebutuhan gas dicarikan. Ini kebutuhan dasar yang kita inginkan kok dibiarkan saja,” sebut Jokowi.
Baca juga: Jokowi Salurkan KUR di Aceh, Minta Uangnya Tak Dibelikan Avanza
Beroperasinya kembali pabrik pupuk yang sempat mati di Aceh, disebut Jokowi, penting untuk memenuhi kebutuhan nasional.